Kesehatan

Tidur Tak Pernah Biasa: 10 Jenis Mimpi yang Bisa Mengungkap Kesehatan Mental

Penulis: Gina Zahrina
Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI TIDUR - Seseorang sedang bermimpi saat tidur dan mimpi memang sering kali terasa aneh, membingungkan, bahkan terkadang terasa sangat nyata. Berikut jenis jenis mimpi yang bisa mengungkap kesehatan mentalmu.

SERAMBINEWS.COM - Pernahkah kamu terbangun dengan perasaan gelisah setelah mimpi dikejar sesuatu yang tidak jelas? Atau mimpi - mimpi yang tidak jelas?

Namun, menurut para ahli, mimpi bisa menjadi jendela untuk memahami kondisi emosional dan kesehatan mental seseorang. 

Tidak hanya berisi kisah fiksi saat tidur, mimpi mencerminkan harapan, ketakutan, bahkan luka batin yang belum sembuh. 

Mengenal jenis-jenis mimpi dan maknanya bisa membantu kita memahami diri sendiri lebih dalam.

Mimpi: Cerminan Alam Bawah Sadar

Setiap malam, otak manusia memasuki dunia yang tak terjamah oleh logika dan dunia mimpi.

Ketika kita tertidur, pikiran sadar beristirahat, tetapi pikiran bawah sadar tetap aktif. Di sinilah mimpi terbentuk. 

Baca juga: Infused Water: Tips, Cara Membuat, dan Rekomendasi Rasa Sehat untuk Diet Tanpa Kalori

Mimpi bisa terlihat seperti potongan film yang acak, namun sebenarnya memiliki makna yang lebih dalam. 

Beberapa ilmuwan dan psikolog meyakini bahwa mimpi adalah cara otak memproses emosi, kenangan, dan pengalaman.

Tidur dengan kualitas baik, terutama di fase REM (Rapid Eye Movement), sangat berperan dalam pembentukan mimpi. 

Pada tahap inilah aktivitas otak mirip dengan kondisi saat terjaga, dan mimpi menjadi lebih jelas dan kompleks.

Jenis-Jenis Mimpi dan Maknanya bagi Kesehatan Mental

Berikut adalah sepuluh jenis mimpi yang umum dialami manusia, beserta makna dan dampaknya terhadap kesehatan emosional yang dikutip dari halaman Healthline melalui Kompas:

1. Mimpi Biasa (Mimpi Standar)

Mimpi ini mencerminkan aktivitas harian yang tampak sederhana. Tidak mengandung emosi berlebihan, mimpi ini sering menggambarkan suasana kantor, sekolah, atau interaksi sosial biasa. 

Meski tampak sepele, mimpi ini menunjukkan bagaimana pikiran bawah sadar menyimpan rutinitas dan hal-hal kecil yang memengaruhi kondisi emosional kita.

Baca juga: 6 Cara Mengubah Pola Makan untuk Menjaga Kesehatan Mental, Begini Saran Para Ahli

2. Mimpi Buruk (Nightmares)

Mimpi ini penuh dengan ketegangan, ketakutan, dan kecemasan. Bisa dipicu oleh stres berlebih, trauma masa lalu, hingga gangguan psikologis seperti depresi dan PTSD. 

Jika mimpi buruk terjadi berulang, itu bisa menjadi tanda adanya tekanan batin yang belum terselesaikan dan berisiko mengganggu kualitas tidur dan kesehatan mental secara keseluruhan.

3. Teror Malam (Night Terrors)

Terutama dialami anak-anak, mimpi ini terjadi saat tidur non-REM. Penderitanya bisa duduk tegak, menjerit, atau berkeringat tanpa ingat apa yang terjadi. 

Ini berbeda dari mimpi buruk karena terjadi pada fase tidur yang lebih dalam dan sering tidak disadari. 

Dalam kasus dewasa, night terrors bisa menjadi gejala gangguan kecemasan atau gangguan tidur serius.

4. Mimpi Sadar (Lucid Dreams)

Pemimpi sadar bahwa ia sedang bermimpi dan bahkan bisa mengendalikan alurnya. Lucid dreaming sedang diteliti dalam psikologi karena berpotensi menjadi terapi untuk mimpi buruk kronis. 

Juga, lucid dream bisa digunakan untuk melatih keterampilan mental, meningkatkan kreativitas, atau memperbaiki emosi negatif.

Baca juga: Perutmu, Otak Keduamu: Rahasia Kesehatan Mental yang Sering Terabaikan

5. Mimpi Siang Hari (Daydreaming)

Saat kamu duduk melamun di kantor atau membayangkan hal-hal menyenangkan saat macet, itu adalah bentuk daydream. 

Meski terjadi saat sadar, ini mencerminkan keinginan, aspirasi, atau stres tersembunyi. Dalam dosis sehat, daydreaming bisa menjadi pelepas stres dan alat untuk memvisualisasikan tujuan.

6. Mimpi Berulang (Recurring Dreams)

Jika kamu sering mengalami mimpi yang sama berulang kali, itu bisa menjadi sinyal dari alam bawah sadar bahwa ada masalah emosional yang belum tuntas. 

Misalnya, mimpi tersesat atau dikejar bisa menunjukkan kecemasan yang terpendam atau rasa bersalah yang belum dihadapi.

7. Kebangkitan Palsu (False Awakening)

Mimpi ini membuat seseorang merasa sudah bangun dan memulai hari seperti biasa, padahal ia masih tertidur. Kebangkitan palsu bisa terasa sangat nyata dan membingungkan. 

Fenomena ini sering dikaitkan dengan lucid dream dan bisa menjadi pertanda otak yang sedang mengalami gangguan dalam transisi tidur-bangun.

Baca juga: Religio-Psycho-Immunology: Peran Spiritual dalam Menjaga Kesehatan Mental Remaja

8. Mimpi Penyembuhan (Healing Dreams)

Healing dreams memberikan rasa kedamaian dan kelegaan emosional. Mereka sering muncul setelah periode stres atau kesedihan mendalam, dan membawa pesan positif, bahkan solusi emosional. 

Banyak orang melaporkan bangun dengan perasaan damai setelah mengalami mimpi jenis ini.

9. Mimpi Profetik (Prophetic Dreams)

Disebut juga mimpi prekognitif, yaitu mimpi yang tampak seperti meramalkan masa depan.

Meski sulit dibuktikan secara ilmiah, banyak yang mengaku mengalami mimpi seperti ini menjelang peristiwa penting dalam hidupnya. Apakah ini hanya kebetulan atau intuisi bawah sadar, masih menjadi misteri.

10. Mimpi Vivid

Mimpi vivid sangat nyata dan detail, sering membuat pemimpi merasa seolah benar-benar mengalami kejadian tersebut. 

Faktor penyebabnya bisa berupa stres tinggi, perubahan hormon, efek obat, atau kelelahan mental. Wanita hamil dan orang yang kurang tidur lebih rentan mengalami mimpi vivid.

Baca juga: Tak Hanya untuk Fisik, Ahli Sebut Buka Puasa Bersama Sangat Baik bagi Kesehatan Mental

Tema Mimpi yang Sering Terjadi

Beberapa pola mimpi muncul secara global dan melintasi budaya. Misalnya:

  • Mimpi jatuh: rasa kehilangan kendali atau ketakutan gagal.
  • Mimpi dikejar: cerminan stres, trauma, atau konflik yang dihindari.
  • Mimpi terbang: keinginan untuk bebas atau melepaskan diri dari tekanan.
  • Mimpi telanjang di tempat umum: rasa malu atau rentan secara sosial.

Apa yang Mempengaruhi Mimpi Kita?

Banyak faktor yang membentuk isi dan intensitas mimpi, antara lain:

  • Usia: anak-anak lebih banyak mengalami mimpi intens dan night terrors.
  • Jenis kelamin: hormon dan kondisi fisik memengaruhi isi mimpi, terutama pada wanita hamil.
  • Stres dan gangguan psikologis: mimpi buruk atau berulang menjadi lebih umum.
  • Pola tidur: gangguan seperti insomnia atau sleep apnea memicu mimpi lebih ekstrem.
  • Obat-obatan dan makanan: beberapa zat bisa meningkatkan vivid dreams, seperti antidepresan atau makanan berat sebelum tidur.

Baca juga: Jarang Disadari, Manfaat Olahraga Bagi Kesehatan Mental

Mimpi adalah bagian alami dari hidup manusia dan sering kali menyimpan pesan tersembunyi dari dalam diri. 

Dengan mengenali jenis-jenis mimpi dan temanya, kita bisa lebih memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam pikiran dan perasaan kita.

Alih-alih mengabaikan mimpi sebagai gangguan tidur, cobalah memperhatikannya. Bisa jadi, mimpi adalah cermin yang membantu kita mengenal diri sendiri atau sebuah bentuk komunikasi dari dalam yang patut didengarkan.

(Serambinews.com/Gina Zahrina) 

Berita Terkini