Dr. Abdelsalam Sabah, Direktur Rumah Sakit Mata di Gaza, menggambarkan situasi tersebut sebagai "hampir runtuhnya total" kapasitas bedah. Ia mencatat bahwa prosedur untuk kondisi seperti penyakit retina, retinopati diabetik, dan pendarahan internal hampir terhenti.
"Sektor kesehatan menghadapi kekurangan bahan habis pakai dan peralatan medis yang dibutuhkan untuk operasi mata, yang menyebabkan hampir tidak ada lagi layanan bedah," kata Dr. Sabah.
Seluruh sistem gagal
Infrastruktur kesehatan di Gaza telah hancur akibat agresi yang berlangsung selama berbulan-bulan, dengan sektor perawatan mata muncul sebagai salah satu area yang paling terdampak karena sifatnya yang khusus dan ketergantungan pada peralatan yang rumit dan berpresisi tinggi yang tidak lagi tersedia atau tidak dapat disterilkan dan digunakan kembali dengan aman.
Kementerian Kesehatan telah memperbarui seruannya kepada lembaga-lembaga kemanusiaan dan lembaga kesehatan global untuk bertindak cepat dalam memberikan bantuan medis guna mencegah kebutaan permanen lebih lanjut di antara penduduk Gaza yang terkepung.(*)