"Saat ini untuk kedelai kita masih impor, dan dari program Bapak Presiden RI untuk ketahanan pangan maka kedelai jangan sampai lagi impor," ujar Laksamana Ali.
"Kalau ini sukses kita tidak akan lagi mengimpor kedelai," kata dia.
Ia menyebukan, seluruh prajurit TNI AL akan dilatih agar mampu membudidayakan kedelai.
"Angkatan Laut akan melaksanakan bimbingan teknis atau bimtek budidaya kedelai kepada para prajurit satkowil dan satnonkowil mulai tanggal 8 sampai dengan 16 Mei sebagai bentuk dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional," kata dia.
3. Urus obat
Rencana TNI merambah bidang farmasi diungkap Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam rapat bersama Komisi I DPR RI, Rabu (30/4/2025).
TNI akan terlibat lewat laboratorium farmasi yang akan direvitalisasi.
Bidang farmasi ini akan menjadi bagian untuk produksi obat-obatan di dalam negeri.
"Kita juga sudah melakukan revitalisasi laboratorium farmasi yang ada di angkatan menjadi satu pabrik obat pertahanan negara, sehingga nanti produksi obat kita yang akan kita kerjakan," kata Sjafrie.
Sjafrie mengatakan, tingginya harga obat-obatan di Indonesia menjadi salah satu alasan di balik inisiatif ini.
Ia menyoroti keluhan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang membandingkan harga obat di Indonesia dengan negara tetangga.
"Ini kita sudah coba, dan kita sudah mulai berinteraksi dengan negara-negara sahabat mengenai farmasi karena kita tahu harga obat di Indonesia tinggi sekali," ucap dia.
Baca juga: Oknum TNI AL Pembunuhan Agen Mobil Jalani Sidang Perdana, Haji Uma: Harus Terungkap Sesuai Fakta
4. Gerebek narkoba
TNI yang semestinya menjadi alat pertahanan negara juga ikut ambil bagian dalam penegakan hukum dalam kasus narkotika ketika menggerebak pelaku peredaran narkoba di Bima, Nusa Tenggara BArat, Kamis (1/5/2025).
Penggerebekan ini disebut sebagai respons terhadap laporan masyarakat yang mencurigai adanya aktivitas ilegal di lokasi tersebut.