Ray Dalio Batal Gabung Dewan Penasihat Danantara, Alasannya Masih Misterius

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Investor dan pendiri Bridgewater Associates Ray Dalio.(WIKIMEDIA COMMONS/WEB SUMMIT)

SERAMBINEWS.COM - Pendiri Bridgewater Associates, Ray Dalio, dikabarkan tidak akan bergabung dalam jajaran Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia.

Kabar tersebut mengakhiri spekulasi yang selama ini beredar soal keterlibatan Dalio dalam lembaga pengelola investasi strategis tersebut.

Dilansir Bloomberg, Rabu (28/5/2025), Dalio disebut memilih untuk tidak melanjutkan rencana keterlibatannya di Danantara. Namun, hingga kini belum ada penjelasan resmi mengenai alasan di balik keputusannya.

Juru bicara Ray Dalio menolak memberikan komentar atas kabar tersebut. Hal serupa juga disampaikan oleh Juru Bicara Danantara, Kania Sutisnawinata, yang tidak menanggapi pertanyaan seputar status Dalio.

Lewat wawancara email, Kania menyatakan Danantara saat ini sedang fokus dalam proses menyelesaikan program dan menyempurnakan rencana bisnisnya. 

Sementara itu, saat ini ada empat orang duduk di jajaran penasihat Danantara, yakni Helman Sitohan, Jeffrey Sachs, Chapman Taylor dan mantan Perdana Menteri (PM) Thailand Thaksin Shinawatra. 

Baru-baru ini, Danantara Indonesia dan China Investment Corporation (CIC) telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk menjajaki peluang investasi bersama di berbagai sektor di Indonesia, kawasan ASEAN, dan China.

MoU ini menetapkan kerangka kerja bagi potensi investasi bersama antara Danantara Indonesia dan CIC.

Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia, Rosan P Roeslani mengatakan, salah satu pilar utama dari kesepakatan ini adalah penjajakan bersama terhadap platform investasi China–ASEAN, yakni sebuah dana investasi yang diusulkan untuk beroperasi dengan mandat luas di berbagai sektor. 

"Seperti manufaktur industri, barang konsumsi, kesehatan, dan teknologi—di mana kedua negara memiliki potensi besar yang dapat dimaksimalkan," ujar Rosan dilansir siaran pers Danantara, Selasa (27/5/2025).

 "Kolaborasi antara CIC dan Danantara Indonesia merupakan bentuk sinergi strategis dari prioritas bersama: CIC dengan mandat untuk mengelola cadangan devisa China melalui diversifikasi investasi global, dan Danantara Indonesia dengan perannya sebagai mesin jangka panjang untuk reinvestasi aset negara Indonesia ke dalam industri masa depan," jelasnya.

Menurut Rosan, Indonesia percaya kemitraan dengan China lebih dari sekadar keselarasan finansial.

Melainkan komitmen bersama untuk membentuk ulang lanskap ekonomi kawasan.

"Dengan lebih dari 800 BUMN dalam portofolio kami, Danantara Indonesia siap memimpin dalam mobilisasi modal strategis untuk industri hijau, ketahanan pangan, dan transformasi digital," tambah Rosan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ray Dalio Batal Gabung Danantara, Apa Alasannya?"

Berita Terkini