Seorang Komplotan Perampok Tewas Ditembak Polisi di Asahan, 5 Tersangka Lainnya Ditangkap

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI PERAMPOK - Komplotan perampok antar lintas Kabupaten diamankan oleh Satreskrim Polres Asahan, Minggu (25/5/2025).

"Aksi terjadi di Jalan Kartini, Kisaran Barat pada 20 Mei lalu. Korban bernama Nilawati mengalami kerugian kurang lebih Rp 7 juta," kata Kapolres Asahan, AKBP Afdhal Junaidi, Rabu (28/5/2025).

Para pelaku masuk ke toko milik korban dengan merusak pintu toko dan mengancam korban akan menembak korban.

Namun, senjata yang digunakan tersangka ternyata hanya obeng yang dibalut dengan kain.

"Para tersangka mengancam korban dengan menggunakan obeng yang dibalut kain berwarna hijau sehingga tampak seperti senjata api. Mereka berhasil membawa kabur laptop, ponsel, dan uang tunai," jelasnya.

KOMPLOTAN PERAMPOK: Pelaku perampokan di tiga lokasi di Asahan diringkus Satreskrim Polres Asahan, Minggu (25/5/2025). Satu orang meninggal dunia setelah mencoba melarikan diri dan meminta petunjuk dukun sebelum melakukan aksi.

Selanjutnya, dijelaskan Afdhal para pelaku melakukan pencurian pada 29 April 2025 di Aek Loba Pekan, Kecamatan Aek Kuasan, Asahan.

"Para pelaku membobol jerjak pintu depan ruko dan mencuri sejumlah barang mulai dari beras, dompet, kunci mobil, hingga rokok berbagai merek serta uang tunai. Diperkirakan kerugian mencapai Rp 20 juta," katanya.

Aksi ketiga terjadi di Jalan Budi Utomo, Siumbut-umbut, Kisaran Timur pada 22 Mei 2025.

Pelaku berhasil menggasak 27 tabung gas elpiji 3 kilogram dengan puluhan slop rokok.

"Satu tersangka meninggal dunia F karena melakukan perlawanan. Dia berusaha melarikan diri, menendang pintu mobil dan melompati parit. Meskipun petugas sudah memberikan tembakan peringatan, F tidak menghiraukannya.

Salah satu petugas terpeleset, dan tidak sengaja senjata yang dibawanya meletus mengenali bagian kepala belakang pelaku hingga meninggal dunia,"

Jelas Afdhal, para tersangka memiliki peran yang berbeda-beda dengan Sayuti alias Agam berperan sebagai pelaku pengancaman dengan obeng yang disamarkan seperti senjata api.

Sofyan bertugas mematikan lampu ruko, Fredi bertanggungjawab menyediakan kendaraan alat pembobol. Dedi menerima barang curian, dan Fitri menjual barang bukti.

Sedangkan Pujiono berperan sebagai pendana operasional dan menjadi dukun yang menentukan waktu beraksinya para pelaku.

Sementara, Pujiono mengaku sebelum beraksi para pelaku meminta arahan dan tanggal untuk waktu aksi yang tepat bagi para pelaku.

"Mereka semua datang ke saya, menanyakan kapan mereka bisa beraksi. Saya kasih tanggal dan mereka beraksi," terang Pujiono.

Halaman
123

Berita Terkini