Bupati Abdya Safaruddin menyampaikan hal ini saat membuka Diskusi Publik yang digagas DPD KNPI Abdya, yang berlangsung di pendopo bupati kabupaten setempat, Kamis (29/5/2025).
Laporan Masrian Mizani I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE – Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Dr Safaruddin SSos, MSP menyebutkan, Bumoe Breuh Sigupai memiliki kekayaan alam yang cukup.
Begitu juga sumber daya manusianya bisa diandalkan.
Bupati Abdya Safaruddin menyampaikan hal ini saat membuka Diskusi Publik yang digagas DPD KNPI Abdya, yang berlangsung di pendopo bupati kabupaten setempat, Kamis (29/5/2025).
“Tentu ini menjadi peluang besar Abdya menjadi daerah maju. Tapi, kita ada kelemahannya, yaitu sulit berkolaborasi,” kata Safaruddin.
Hal ini, jelas Safaruddin, karena semangat intelektual dengan semangat emosional berhadap-hadapan, rasa benci yang berlebihan, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi generasi Abdya ke depannya.
Menurut Safaruddin, setiap pemerintah pasti meninggalkan legacy, perpecahan, pengkotak-kotakan yang menjadi warisan sistem politik.
Baca juga: Mau Lihat Ragam Inovasi Teknologi Tepat Guna Se-Aceh? Yuk Datang ke Lapangan Pulau Kayu Susoh Abdya
“Insya Allah, generasi di bawah saya harus sadar, tidak boleh sikut menyikut, tapi saling bantu membantu, berkolaborasi, memotivasi, menghargai, dan menyemangati,” ujar Safaruddin.
Karena, sambung Safaruddin, dengan semangat itu lah pertumbuhan dan kemajuan Abdya akan tercapai.
“Mudahan-mudahan diskusi ini berjalan dengan baik dan menjadi modal dan semangat bagi pemerintah baru.
Insya Allah akan memperkaya kita dalam menggali bagaimana masa lalu Abdya sebelum pemekaran dan sesudahnya,” ucap Safaruddin.
Kepada para tokoh pemekaran Abdya, Safaruddin, meminta agar kembali menghidupkan kobaran api semangat dalam membangun kabupaten breuh sigupai tersebut.
“Saya meminta para pendahulu yang semangat memekarkan Abdya harus memberikan semangat yang luar biasa lagi.
Kalau siap melahirkan kabupaten ini, maka harus siap juga mengisi pembangunan walaupun di usia senja,” pungkas Safaruddin. (*)
Baca juga: KNPI Gelar Diskusi Publik Membaca Ulang Abdya, Diisi Tiga Profesor