Harga Emas

Harga Emas di Banda Aceh Naik Tipis, Berikut Rincian Harga per Mayam Edisi 2 Juni 2025

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Harga Emas - Harga emas di Banda Aceh kembali mengalami kenaikan pada Senin (2/6/2025). Perhiasan emas dipajang di toko emas di Sigli, Pidie

Harga Emas di Banda Aceh Naik Tipis, Berikut Rincian Harga per Mayam Edisi 2 Juni 2025

SERAMBINEWS.COM-Harga emas di Banda Aceh kembali mengalami kenaikan pada Senin (2/6/2025).

Harga logam mulia tembus Rp 5.630.000 per mayam, belum termasuk ongkos pembuatan.

Adapun ongkos pembuatan berkisar Rp 100 Ribu hingga Rp 200 ribu, atau tergantung kerumitannya.

Kenaikan ini tipis dibandingkan harga sebelumnya pada Minggu (21/5/2025), yang  berada di angka Rp. 5.610.000 per mayam belum termasuk ongkos pembuatan.

Kenaikan ini terbilang kecil, yakni Rp 20.000 dari harga sehari sebelumnya, namun tetap menjadi perhatian karena menandakan tren penguatan kembali setelah koreksi harga beberapa waktu lalu.

Informasi ini disampaikan melalui akun Instagram resmi toko emas di Banda Aceh, @bina.nusa, yang dikenal rutin membagikan update harga emas setiap harinya.

 Kenaikan harga emas lokal ini ternyata sejalan dengan lonjakan harga emas global yang juga sedang naik tajam.

Baca juga: Gegara Trump dan Rusia, Harga Emas Melonjak, Investor Berlomba Cari Safe Haven

Harga Emas Dunia Naik

Harga emas naik pada hari Senin (2/6/2025).

Hal ini disebabkan karena meningkatnya ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina serta ancaman baru dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait tarif impor.

Kondisi ini membuat para investor beralih ke emas, yang dikenal sebagai aset safe haven atau aset yang dianggap aman di tengah ketidakpastian global.

Dilansir dari kantor berita Reuters (2/6/2025), pada pukul 02.04 GMT, harga emas di pasar spot tercatat naik 0,5 persen menjadi $3.305,85 per ons.

Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat juga naik 0,4 persen menjadi $3.329,80 per ons.

"Dengan kekhawatiran perdagangan dan geopolitik yang muncul ke permukaan sekali lagi, tidak mengherankan melihat emas menguat di awal minggu ini," kata Tim Waterer, Kepala Analis Pasar di KCM Trade.

Baca juga: Trump Kembali “Menggila”! Tarif Baja Digas Jadi 50 Persen, Ekonomi Global Siaga Satu!

Ia menambahkan bahwa saat ini aset-aset berisiko seperti saham mengalami tekanan, sementara nilai dolar AS juga mengalami penurunan, yang turut mendorong harga emas naik.

Konflik antara Rusia dan Ukraina kembali memanas menjelang putaran kedua pembicaraan damai yang akan berlangsung di Istanbul.

Kedua belah pihak melancarkan serangan baru.

Ukraina disebut meluncurkan salah satu serangan paling berani mereka selama perang, sementara Rusia membalas dengan serangan pesawat tak berawak.

Di sisi lain, Donald Trump, yang sedang berkampanye untuk kembali ke Gedung Putih, mengumumkan rencananya untuk menaikkan tarif impor baja dan aluminium dari 25 persen menjadi 50 persen.

Keputusan ini langsung mendapat reaksi dari Uni Eropa.

Baca juga: Trump ‘Sapu Bersih’ Mahasiswa Tiongkok dari AS? Visa Dicabut, Dianggap Ancaman Bagi Negara

Komisi Eropa memperingatkan bahwa Eropa siap membalas kebijakan tarif Trump jika benar-benar diberlakukan.

 Ketegangan ini menambah kekhawatiran para pelaku pasar global dan mendorong mereka mencari perlindungan ke aset yang lebih aman seperti emas.

Indeks dolar AS (.DXY) tercatat turun sebesar 0,2 persen.

Penurunan nilai dolar membuat emas batangan menjadi lebih murah bagi pembeli dari luar negeri, sehingga mendorong permintaan dan harga emas naik.

Pasar kini juga tengah menanti pidato dari beberapa pejabat penting bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), minggu ini.

 Pidato ini dinantikan untuk mengetahui arah kebijakan suku bunga ke depan.

Baca juga: Trump Membara! Sebut Putin Bermain Api dan Gila di Tengah Gempuran Mematikan Rusia ke Ukraina

Ketua The Fed, Jerome Powell, dijadwalkan untuk memberikan pidato penting dalam beberapa hari ke depan.

Sementara itu, Gubernur The Fed, Christopher Waller, mengatakan bahwa pemangkasan suku bunga masih mungkin dilakukan di akhir tahun ini, meskipun kebijakan tarif baru dari Trump bisa menyebabkan tekanan harga naik untuk sementara waktu.

Emas dikenal sebagai aset safe haven yang cenderung diminati saat terjadi ketidakpastian geopolitik atau ekonomi.

Selain itu, harga emas biasanya naik saat suku bunga rendah karena emas tidak memberikan imbal hasil seperti bunga atau dividen.

Dalam perkembangan lain, Presiden Trump dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dikabarkan akan segera melakukan pembicaraan untuk menyelesaikan sengketa perdagangan, termasuk soal mineral penting yang menjadi isu utama antara kedua negara.

 Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, pada hari Minggu.

Baca juga: Trump Hantam Harvard! Tutup Pintu untuk Mahasiswa Internasional, Ambang Krisis Pendidikan Tinggi AS?

Harga Logam Lain

Selain emas, harga logam mulia lainnya juga mengalami pergerakan yang beragam:

  • Perak spot stabil di harga $32,99 per ons
  • Platinum turun 0,6 persen ke level $1.049,72 per ons
  • Paladium turun 0,5 persen menjadi $965,77 per ons
     

 Kenaikan harga emas ini menunjukkan bagaimana pasar global sangat sensitif terhadap perubahan kebijakan dan ketegangan antarnegara besar. 

Di tengah ketidakpastian yang terus berkembang, para investor memilih langkah aman dengan membeli emas sebagai bentuk perlindungan terhadap risiko ekonomi dan geopolitik.

Baca juga: Trump Mengamuk! Ancam Tarif 50 Persen untuk Uni Eropa & 25 Persen untuk iPhone Impor!

 (Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

 

 

Berita Terkini