NAURATUL ISLAMI, M.Pd., Anggota DPP ISAD Aceh dan Dosen Universitas Islam Al-Aziziyah Indonesia (Unisai), melaporkan dari Pidie Jaya
Salah satu musim yang selalu dinanti dan dielu-elukan oleh orang yang beriman adalah bulan Zulhijah. Bulan ke-12 dalam tahun Hijriah ini termasuk salah satu ‘al-asyhur al-hurum’ (bulan-bulan haram) sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
Pada bulan ini juga terkumpul berbagai bentuk ibadah yang tidak ditemukan pada waktu yang lainnya.
Dalam kitab “Jam’un Fawaidh” tertera ada beberapa kejadian istimewa yang terjadi dalam bulan Zulhijah. Di antaranya adalah pada hari pertama Allah mengampunkan dosa Nabi Adam as. Pada hari kedua Allah mengeluarkan Nabi Yunus dari dalam perut ikan paus.
Selanjutnya pada hari ketiga terijabahnya doa Nabi Zakaria dan berbagai peristiwa lainnya.
Sepuluh hari awal pada bulan ini merupakan kesempatan besar bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas iman dan amal ibadah.
Pada bulan ini umat muslim dianjurkan untuk melakukan berbagai ibadah. Momentum ini juga menjadi sarana introspeksi diri dan juga memperbaiki hubungan dengan Allah Swt juga dengan sesama makhluk.
Ketika kita masih diberikan kesempatan bertemu dengan sepuluh hari pertama bulan Zulhijah, seyogianya kita menambah rasa syukur atas nikmat-nikmat Allah Swt. Manis dan nikmatnya hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang bersungguh-sungguh pada hari itu.
Zulhijah identik dengan musim haji. Keutamaan sepuluh hari awal ini tidak dikhususkan untuk orang yang sedang melakukan haji. Namun, Allah juga memberikannya kepada kita yang belum mampu berhaji. Kesempatan emas ini diperuntukkan bagi siapa pun.
Amalan sunah
Spiritualitas dalam konteks beribadah pada sepuluh hari pertama Zulhijah ini mencakup aspek ketundukan, kontemplasi diri, dan juga keikhlasan. Amalan dalam sepuluh hari ini tidak harus berat. Kita berpuasa dari hari pertama hingga hari kesembilan (hari Arafah), kemudian diiringi dengan memperbanyak zikir dan takbir, bersedekah, dan juga dengan membaca Al-Qur’an.
Di antara keutamaan sepuluh hari pertama bulan Zulhijah adalah terdapatnya hari Arafah. Hari Arafah merupakan puncak dari ibadah haji dan juga mempunyai sejarah penting dalam Islam.
Ketika Rasulullah mengerjakan haji wadak (haji perpisahan), di tengah padang Arafah, para sahabat menyaksikan Rasulullah berdiri di hadapan mereka, menyampaikan khotbah perpisahan, dan juga Allah menyempurnakan agama-Nya dan mencukupkan nikmat-Nya kepada kaum muslimin.
Pada hari itulah Rasulullah saw melihat buah manis dari dakwahnya yang penuh dengan rintangan dan halangan.
Hari-hari ini mengajarkan kita untuk menjaga keseimbangan. Bukan hanya ketika Ramadhan saja yang dimaksimalkan. Tidak hanya orang yang sedang melakukan ibadah haji saja yang meraih keutamaan. Namun, kita semua bisa asalkan ada niat ataupun keinginan. Tekad bulat untuk memaksimalkan sepuluh hari awal di bulan Zulhijah merupakan modal awal dan simpanan besar untuk meraih berkah di dalamnya.