Meskipun kita hidup di zaman yang sibuk dengan bunyi notifikasi yang tidak pernah henti. Di tengah cepatnya arus kehidupan duniawi yang terkadang membuat hati dari kedekatan dengan Sang Khalkq. Hari-hari dalam bulan Zulhijah ini datang sebagai penyejuk jiwa. Mengingatkan kita untuk berhenti sejenak dan menanyakan kepada diri sendiri: Apa yang sudah kulakukan pada hari ini untuk akhiratku?
Maka, pada saat itulah kita sedang berusaha untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan juga mempererat kedekatan kita kepada Allah Swt. Zikir dan takbir yang kita baca bukanlah sekadar ritual ibadah verbal saja, melainkan sarana untuk menghidupkan ketauhidan kita bahwa segala sesuatu berasal dari Allah Swt.
Nilai spiritual
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah hari raya Iduladha pada 10 Zulhijah yang diiringi dengan ibadah kurban. Di mana hari raya ini memiliki dua makna utama, yaitu spititual dan sosial. Ibadah kurban bukanlah hanya sekadar tentang kepatuhan kepada Allah Swt yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as. Namun, juga tentang kesedian berbagi, memberi, dan memperhatikan sesama.
Secara spiritual, ibadah kurban adalah bentuk penghambaan dan ketaatan yang tinggi kepada Allah Swt. Pun demikian, ibadah kurban ini menjadi ibadah yang bukan hanya menuntut lahiriah saja, melainkan juga penyerahan batiniah (keikhlasan dan ketulusan).
Dari hal tersebut dapat kita pahami bahwa ibadah kurban terletak pada ketakwaan seorang hamba, bukan pada aspek formal penyembelihan semata.
Dalam masyarakat modern yang sering dikaitkan dengan individualisme dan kesenjangan sosial yang tinggi, ibadah kurban menjadi koreksi terhadap pola tersebut. Bukan hanya sebagai ritual kegamaan, melainkan juga program sosial tahunan yang memiliki fungsi sebagai alat redistribusi kekayaan.
Kegiatan kurban ini juga membentuk kesadaran masyarakat untuk terlibat aktif dalam kerja sosial, pentingnya berbagi, dan juga peduli terhadap sesama. Juga bisa menjadi bentuk refleksi diri bagi setiap muslim untuk mengukur sejauh mana pengorbanan yang telah diberikan utnuk agama dan kemanusiaan.
Jika melihat kepada hal ini dapat dikatakan bahwa ibadah kurban menjadi salah satu waktu pembinaan karakter dan nilai-nilai kemanusiaan bagi generasi muda.
Limpahan berkah
Bulan Zulhijah menyimpan banyak ibrah yang sangat berharga bagi umat Islam. Dimulai dari kisah Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail yang mengajarkan kita tentang kepasrahan, ketakwaan kepada Allah, dan kepedulian sosial.
Pun demikian, juga mengingatkan kita akan hari akhir melalui hari Arafah. Hari puncak memohon ampunan dan rahmat Allah. Dengan kesadaran ini diharapkan agar kita menjalani kehidupan yang lebih baik, menjauhi maksiat, dan memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan juga dengan sesama.
Sepuluh hari pertama bulan Zulhijah adalah masa-masa yang sangat mulia dan penuh keberkahan. Islam menganjurkan berbagai bentuk ibadah pada hari-hari ini, mulai dari ibadah ‘mahdhah’ seperti puasa dan shalat hingga ibadah sosial seperti berkurban.
Momentum ini seharusnya dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kualitas keimanan, spiritualitas, dan kontribusi sosial umat Islam.
Keutamaan yang terkandung di dalamnya menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam beribadah.
Meskipun terlihat kecil, tetapi setiap amalan yang kita lakukan mempunyai kekuatan untuk mengubah hidup kita secara perlahan, tapi pasti. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa setiap perubahan besar dimulai dari langkah-langkah kecil yang sederhana. Semoga kita tergolong kepada hamba yang bersungguh-sungguh dalam berupaya meraih rahmat Allah Swt. Amin ya rabbal ‘alamin.