Laporan Firdha Ustin l BANDA ACEH
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Agus Chusaini, mengimbau masyarakat untuk bersikap bijak dalam berbelanja, khususnya menjelang momen hari besar keagamaan seperti Idul Adha.
Ia menekankan pentingnya belanja sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan, karena pemerintah menjamin ketersediaan pasokan barang di pasaran.
"Bijak dalam berbelanja itu penting. Tidak perlu panik atau menimbun, karena alhamdulillah pasokan dijamin aman oleh pemerintah," kata Agus Chusaini di Banda Aceh, Rabu (4/6/2025).
Agus juga mengajak masyarakat untuk mulai membiasakan diri menggunakan transaksi non-tunai atau digital.
Menurutnya, digitalisasi sistem pembayaran bukan hanya membuat proses lebih cepat dan mudah, tapi juga menciptakan transparansi dalam perputaran ekonomi.
"Transaksi nontunai adalah bagian dari digitalisasi. Ini membuat proses lebih efisien dan pembiayaan jadi lebih mudah dilacak," jelasnya.
Baca juga: Dorong Digitalisasi hingga Kemandirian Finansial di Dayah, BI Aceh Bangun HIBITREN Lewat Wirausaha
Menanggapi persoalan fluktuasi harga di pasaran, seperti daging sapi yang cenderung naik menjelang hari raya, Agus menyarankan masyarakat untuk mempertimbangkan alternatif yang lebih terjangkau.
"Kalau sapi mahal, bisa diganti dengan kerbau yang harganya relatif lebih murah. Intinya tetap konsumsi dengan bijak, tak harus memaksakan diri," imbuhnya.
Empat Jurus Belanja Bijak dari Bank Indonesia
Lanjut Agus, dalam upaya menjaga kestabilan ekonomi dan pola konsumsi masyarakat, Bank Indonesia terus mengimbau warga untuk menerapkan prinsip belanja bijak, terutama menjelang momen hari besar keagamaan maupun liburan panjang.
Ia menyampaikan bahwa ada empat poin utama yang menjadi pedoman belanja bijak yang bisa diterapkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
"Empat poin ini bukan hanya relevan saat harga naik atau menjelang hari besar, tapi bisa diterapkan kapan saja untuk membantu masyarakat tetap seimbang secara finansial," katanya.
Baca juga: Perkuat Ketahahan Ekonomi Daerah, BI Aceh Beri Tiga Dukungan Strategis untuk UMKM
Berikut empat prinsip belanja bijak yang dimaksud:
Bijak Berbelanja
Masyarakat diimbau untuk berbelanja sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Pembelian secara panik atau impulsif justru berpotensi menimbulkan pemborosan dan gangguan pasokan.
Bijak Memilih
Memilih produk lokal dengan kualitas baik dan harga yang sesuai merupakan langkah penting untuk mendukung ekonomi daerah sekaligus menjaga pengeluaran tetap efisien.
Bijak Konsumsi
Mengonsumsi makanan secukupnya dan tidak membuang-buang bahan pangan juga menjadi bagian dari sikap bijak, sekaligus sebagai bentuk kepedulian terhadap ketahanan pangan.
Bijak Bertransaksi
Masyarakat didorong untuk menggunakan metode pembayaran non tunai, khususnya QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), karena lebih praktis, efisien, dan aman.
Agus menambahkan bahwa penggunaan transaksi digital bukan hanya memudahkan masyarakat dalam berbelanja, tapi juga mendukung program digitalisasi sistem pembayaran nasional yang kini terus diperkuat oleh Bank Indonesia.
"Dengan membiasakan transaksi non tunai, kita juga turut membangun ekosistem ekonomi digital yang sehat dan transparan," pungkasnya.
Melalui imbauan ini, Bank Indonesia berharap masyarakat tidak hanya cerdas dalam membelanjakan uang, tapi juga turut berkontribusi menjaga kestabilan ekonomi secara bersama-sama. (Serambinews.com/Firdha Ustin)