SERAMBINEWS.COM - Pemimpin Partai Demokratik Korea Lee Jae Myung terpilih sebagai presiden baru Korea Selatan usai memenangkan pemilihan presiden (pilpres), Selasa (3/6).
Lee berhasil mengamankan 96,74 persen suara, jauh melampaui lawannya Kim Moon Soo dari partai konservatif, Partai Kekuatan Rakyat (PPP).
Kim telah mengakui kekalahannya dalam pilpres ini.
Lee Jae-myung, tokoh liberal yang dikenal vokal dan lahir dari kemiskinan, resmi terpilih sebagai Presiden Korea Selatan setelah mengalahkan kandidat konservatif Kim Moon Soo dalam pemilihan umum yang digelar pada Selasa (3/6/2025).
Kemenangan Lee menutup babak kelam dalam sejarah demokrasi Korea Selatan yang diguncang pemakzulan presiden sebelumnya, Yoon Suk Yeol.
Lee yang diusung Partai Demokrat liberal, meraih 49,3 persen suara, unggul jauh atas Kim yang memperoleh 41,3 persen, menurut hasil perhitungan lebih dari 99 persen suara pada Rabu (4/6/2025) dini hari waktu setempat.
Kim Moon Soo telah mengakui kekalahan bahkan sebelum hasil resmi diumumkan.
Dalam pernyataannya kepada media, ia mengatakan, “Saya menerima pilihan rakyat dengan rendah hati” dan mengucapkan selamat kepada Lee.
Pada malam kemenangan, Lee menyapa ribuan pendukungnya di jalanan Seoul tanpa secara eksplisit mengklaim kemenangan.
Ia menekankan prioritas pemerintahannya: pemulihan ekonomi, peredaan konflik politik domestik, dan pendekatan damai terhadap Korea Utara.
“Mari kita melangkah maju dengan harapan dan memulai kembali dari titik ini,” ujar Lee dikutip dari Associated Press.
“Meskipun kita mungkin telah berselisih selama beberapa waktu, bahkan mereka yang tidak mendukung kita tetap merupakan warga negara Republik Korea," ujarnya.
Pernyataan ini mencerminkan upaya awal Lee untuk mengatasi polarisasi politik yang kian tajam pasca pemakzulan Yoon, yang sempat mendeklarasikan darurat militer pada Desember lalu.
Baca juga: Viral! Rektor Korea Selatan Lee Gil-ya Berusia 93 Tahun Ini Tetap Awet Muda, Ini Rahasianya
Disumpah Hari Ini
Kemenangan Lee Jae Myung dari Partai Demokratik Korea (DPK) yang liberal dalam pemilihan presiden Selasa, 3 Juni 2025 mengakhiri apa yang telah menjadi salah satu kenaikan politik yang paling menarik di negara ini.