Konflik Palestina vs Israel

7 Tentara Israel Termasuk Komandan Peleton Tewas di Khan Yunis, Hamas Ledakkan Kendaraan Lapis Baja

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

EVAKUASI TENTARA IDF - Para petugas medis militer pasukan pendudukan Israel (IDF) mengevakuasi dua tentara Israel yang terluka dalam serangan sergapan kelompok pembebasan Palestina, Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, di Jabalia, Gaza Utara, Jumat (27/12/2024)

SERAMBINEWS.COM - Militer Israel mengumumkan pada Rabu (25/6) bahwa tujuh tentaranya tewas dalam pertempuran terbaru di Jalur Gaza, saat perang melawan kelompok Hamas terus berlanjut.

Salah satu yang tewas disebut sebagai komandan peleton pasukan Israel.

Militer Israel melaporkan tujuh prajurit muda tewas pada Rabu (25/6/2025) di Khan Yunis, Jalur Gaza, Palestina, setelah kendaraan lapis baja Puma Armored Personnel Carrier (APC) yang mereka tumpangi meledak saat menuju medan tempur. 

Ledakan terjadi akibat alat peledak yang diduga sengaja dipasang, menyebabkan kendaraan terbakar hebat dan para prajurit tidak dapat menyelamatkan diri.

Peristiwa itu terjadi ketika kendaraan mengangkut personel dari Batalyon ke-605 dari Korps Teknik Tempur.

 Berdasarkan rilis IDF, para tentara yang gugur berusia 20 dan 21 tahun.

Dikutip dari The Jerusalem Post, investigasi awal mengungkap ada seorang yang memasang alat peledak pada APC ketika dalam perjalanan menuju medan tempur. 

Ledakan membuat APC terbakar dan upaya pemadaman tidak berhasil.

 Para tentara zionis yang berada di dalamnya juga tidak berhasil keluar dari kendaraan tempur tersebut.

Tim evakuasi Israel kemudian menarik bangkai kendaraan keluar dari Jalur Gaza dan masuk ke wilayah Israel.

Sebelumnya sekitar Selasa sorem militer zionis dan Hamas terlibat baku tembak di Khan Yunis.

Dalam kejadian itu, pasukan IDF terkena tembakan anti-tank. Ada 1 prajurit Israel terluka serius dan 1 lainnya ringan.

Baca juga: Menyedihkan, Gaza Tenggelam dalam Amis Darah di Tengah Gencatan Senjata Iran-Israel Terus Bergaung

Situs resmi militer Israel, seperti dilansir AFP, Rabu (25/6/2025), mencantumkan nama lima tentara dan sang komandan peleton dari batalion yang sama yang disebut "gugur selama pertempuran di Jalur Gaza bagian selatan".

Satu tentaranya, atau tentara ketujuh, yang tewas tidak diungkap namanya pada situs militer Israel karena pihak keluarga tidak memberikan izin.

Kematian tujuh tentara itu semakin menambah jumlah total tentara Israel yang tewas dalam perang yang berkecamuk di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 lalu.

Dilaporkan oleh Tel Aviv bahwa lebih dari 430 tentaranya tewas dalam perang Gaza sejauh ini.

Operasi militer Israel di Jalur Gaza terus berlanjut, dengan saat ini diperkirakan ada 49 sandera yang masih ditahan oleh kelompok militan di daerah kantong Palestina tersebut -- termasuk 27 sandera yang diyakini oleh militer Tel Aviv telah tewas.

Rentetan serangan Israel dan pertempuran yang terjadi di Jalur Gaza, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, telah menewaskan sedikitnya 56.077 orang, yang sebagian besar merupakan warga sipil.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap angka yang dilaporkan Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas itu sebagai angka yang kredibel.

Perang berkepanjangan di Jalur Gaza yang berpenduduk lebih dari dua juta orang itu memicu krisis, dengan banyak orang berada dalam kondisi di ambang kelaparan setelah Israel memblokade semua pasokan sejak awal Maret dan melonggarkannya pada akhir Mei lalu.

Menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia, pembatasan-pembatasan tetap diberlakukan oleh militer Israel di wilayah tersebut.

Sementara itu, setelah Israel menyetujui gencatan senjata dengan Iran pada Selasa (24/6) setelah kedua negara bertempur sengit selama 12 hari terakhir, Kepala Staf Militer Israel Eyal Zamir mengatakan fokus militer Tel Aviv sekarang akan kembali ke Jalur Gaza.

Baca juga: Israel Habiskan Rp 325 Triliun Selama 12 Hari Perang Lawan Iran

 
Gaza Tetap Jadi Incaran Israel di Tengah Gencatan Senjata dengan Iran

Sebagaimana diketahui di tengah konflik dengan Iran, Israel dan Zionis tetap sibuk menjajah, membombardir, serta melakukan dehumanisasi sekaligus genosida terhadap Palestina.

Ketika perhatian dunia terfokus pada aksi saling balas serangan antara Israel dan Iran, kekejaman Israel di Gaza terus berlanjut selama konflik 12 hari tersebut.

Dikutip dari Al Jazeera, Otoritas Kesehatan di Gaza menyebut, sedikitnya 870 warga Palestina tewas oleh pasukan Israel selama konflik Israel dengan Iran.

Di media sosial X (dulu Twitter) maupun Instagram, warganet mengungkapkan rasa frustrasi mereka, mengapa Israel masih terus bertindak bengis, bahkan saat berkonflik dengan Iran.

Sedikitnya 80 warga sipil Gaza tewas usai pasukan Israel menembaki lokasi distribusi bantuan kemanusian, Selasa (24/6/2025).

Sebagian besar korban tengah mengantre untuk mendapatkan kebutuhan pokok seperti tepung.

Menurut Al Jazeera, serangan terjadi di Deir el-Balah dan Jalan Rashid (Nuseirat), menewaskan sejumlah warga yang tengah menunggu bantuan logistik.

Middle East Eye melaporkan bahwa beberapa korban ditemukan masih memegang kantong tepung di tangan mereka.

“Kami hanya ingin makan, bukan mati,” ujar Ahmed, seorang pria Gaza yang selamat.

Kesaksian lain yang mengiris hati di tengah kekacauan ditambahkan oleh relawan lain.

 “Kami melihat tubuh anak-anak berserakan di dekat truk bantuan," katanya.

 

Perang dengan Iran Selesai, Israel Kembali Fokus ke Gaza

Militer Israel mengalihkan kembali fokusnya ke Jalur Gaza, setelah negara itu menyepakati gencatan senjata dengan Iran yang mengakhiri perang udara selama 12 hari.

Tel Aviv bertekad untuk memulangkan semua sandera yang tersisa dan membubarkan rezim Hamas, yang didukung Teheran.


Kepala Staf Militer Israel Eyal Zamir, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (25/6/2025), mengatakan bahwa kampanye Israel terhadap Iran belum berakhir dan memasuki fase baru. Iran mendukung rezim Hamas yang menguasai Jalur Gaza dan berperang melawan Israel sejak Oktober 2023 lalu.

"Sekarang fokusnya beralih kembali ke Gaza -- untuk memulangkan para sandera dan membubarkan rezim Hamas. Saya bangga memiliki hak istimewa untuk memimpin organisasi ini selama periode ini," ucap Zamir dalam pernyataannya.


Gencatan senjata antara Israel dan Iran berlaku sejak Selasa (24/6), setelah diwarnai kebingungan soal waktu dimulainya penghentian pertempuran udara antara kedua negara menyusul pengumuman mengejutkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Zamir, dalam pernyataannya, juga mengklaim rentetan serangan Israel terhadap Iran telah menghambat program nuklir negara itu "selama beberapa tahun".


"Kita telah menghambat proyek nuklir Iran selama beberapa tahun, dan hal yang sama berlaku untuk program rudalnya," sebutnya dalam pernyataan yang disampaikan setelah gencatan senjata antara Israel dan Iran mulai berlaku pada Selasa (24/6).

Perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas berlangsung sejak Oktober 2023, setelah kelompok militan yang didukung Teheran itu melancarkan serangan mengejutkan terhadap Tel Aviv.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Militer Israel melancarkan serangan brutal terhadap Jalur Gaza sebagai pembalasan terhadap Hamas, yang sejauh ini menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, telah menewaskan sedikitnya 56.077 orang, yang sebagian besar merupakan warga sipil.

Tel Aviv mengklaim bahwa serangan-serangannya itu bertujuan untuk memulangkan sekitar 49 sandera yang masih ditahan oleh kelompok militan di Jalur Gaza -- termasuk 27 sandera yang diyakini oleh militer Tel Aviv telah tewas, dan membubarkan kelompok Hamas.

Perang berkepanjangan di Jalur Gaza yang berpenduduk lebih dari dua juta orang itu memicu krisis, dengan banyak orang berada dalam kondisi di ambang kelaparan setelah Israel memblokade semua pasokan sejak awal Maret dan melonggarkannya pada akhir Mei lalu.

Pada November tahun lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) merilis surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Jalur Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICC) atas perang yang dikobarkannya di daerah kantong Palestina tersebut.

Baca juga: Harga Emas Hari Ini Turun, Warga Lhokseumawe Malah Ramai-ramai Jual

Baca juga: Benarkah Tidak Boleh Membangun Rumah di Bulan Muharram? Buya Yahya Ungkap Kapan Hari Jelek Itu

Baca juga: Intelijen AS Ungkap Dampak Serangan Bomber B-2 di Iran, Hanya Rusak Pintu Masuk Fasilitas Nuklir

Berita Terkini