SERAMBINEWS.COM - Belakangan ini, jagat media sosial diramaikan dengan beredarnya video-video yang menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk menggambarkan suasana “hari pertama di neraka” dan “hari kedua di neraka”.
Dalam tayangan tersebut, tampak visual orang-orang berenang di lava, mandi di sungai api, bahkan melontarkan komentar seperti, “Seru juga ya, panasnya mantul,” seolah-olah neraka adalah tempat hiburan atau objek candaan.
Fenomena ini menuai keprihatinan dari berbagai kalangan.
Dalam sebuah pengajian yang ditayangkan di kanal dakwah Al Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan bahwa merendahkan perkara akhirat seperti neraka dan surga adalah perbuatan yang sangat serius secara syariat, bahkan dapat mengeluarkan seseorang dari keimanan.
“Orang yang merendahkan surga keluar dari iman, orang yang merendahkan neraka keluar dari iman,” tegasnya dalam ceramah tersebut, dikutip Serambinews.com, Selasa (1/7/2025).
Ia menambahkan, penggambaran neraka dengan teknologi secanggih apapun tidak akan pernah bisa mewakili kenyataan siksa akhirat yang sesungguhnya.
Baca juga: Bolehkah Shalat Isya Dikerjakan Larut Malam Hingga Mendekati Waktu Tahajud? Ini Kata Buya Yahya
Bahkan jika manusia membuat ilustrasi neraka yang sangat mengerikan, hakikatnya azab Allah jauh lebih dahsyat dari semua itu.
Dalam ceramah tersebut, disoroti pula bahwa kerusakan iman dan mentalitas sebagian orang hari ini menyebabkan mereka justru menikmati konten kekerasan dan azab.
Bahkan disebutkan adanya orang yang menyaksikan video penyiksaan secara nyata dan merasa terhibur, bukan sedih, ini menunjukkan kematian hati dan kerusakan akhlak.
“Kalau iman ada, tidak akan mampu guyonan soal neraka. Neraka adalah tempat murkanya Allah. Surga adalah tempat ridha Allah. Bagaimana mungkin bisa dijadikan bahan lelucon?,” ujarnya lagi.
Buya Yahya juga mengingatkan masyarakat untuk tidak ikut menyebarkan atau menormalisasi konten yang menjadikan siksa neraka sebagai hiburan, karena hal ini bisa mengikis sensitivitas keimanan.
“Kalau Anda dengar atau lihat video semacam itu, cukup katakan: ‘Neraka yang sebenarnya jauh lebih dahsyat.’ Lalu gunakan itu sebagai pengingat dosa-dosa kita dan bekal untuk bertaubat,” pungkasnya.
Baca juga: UAS dan Buya Yahya Jelaskan Soal Hukum Suami Istri Bersentuhan Saat Wudhu, Tetap Batal Meski Mahram
Di akhir ceramah, Buya Yahya juga mengajak umat Islam untuk menjaga iman dan akhlak, serta lebih berhati-hati dalam memproduksi dan mengonsumsi konten digital yang berkaitan dengan perkara gaib dan akhirat.
Benarkah Tidak Boleh Membangun Rumah di Bulan Muharram? Buya Yahya Ungkap Kapan Hari Jelek Itu
Masih banyak masyarakat yang meyakini bahwa bulan Muharram adalah waktu yang penuh pantangan, termasuk larangan membangun rumah.
Mitos larangan membangun rumah di bulan muharram ini terus berkembang dari mulut ke mulut tanpa dasar yang jelas.