Perang Gaza

Israel Ketakutan, Hacker Bobol Data Intelijen, Ribuan Identitas Pasukan Rahasia Netanyahu Bocor

Editor: Nurul Hayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TENTARA ISRAEL - Foto ilustrasi tentara Israel diambil pada Senin (17/2/2025) dari publikasi resmi website IDF (idf.il). 250 mantan pejabat intelijen Mossad mengajukan petisi yang berisi desakan agar PM Netanyahu mengakhiri perang guna mengamankan

Para ahli menyebut, kebocoran ini sebagai salah satu pelanggaran siber paling mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir.

SERAMBINEWS.COM - Kebocoran data intelijen terbaru menambah daftar panjang serangan siber terhadap infrastruktur keamanan Israel. 

Sebelumnya, data sensitif dari Weizmann Institute of Science juga diretas.

Perusahaan keamanan seperti Check Point telah mencatat peningkatan signifikan dalam serangan spear-phishing terhadap kalangan elit militer dan politik Israel.

Sebagai tanggapan, pemerintah Israel mengeluarkan regulasi keamanan siber darurat, memaksa platform perekrutan dan perusahaan penyimpanan data mematuhi standar baru. 

Namun, banyak pihak menilai langkah ini sudah terlambat.

“Perlindungan data di Israel sangat tertinggal dibandingkan ancaman siber yang terus berkembang,” ujar salah satu kritikus keamanan data.

Insiden ini mengungkapkan bahwa bahkan jaringan militer dan intelijen yang paling elit sekalipun tidak kebal terhadap serangan dunia maya, terutama saat mereka terlibat dalam konflik yang terus membakar dunia internasional.

NETANYAHU DIEVAKUASI - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi kamp pengungsi Tulkarem, Tepi Barat Jumat (21/2/2025). Houthi Yaman bombardir Israel dengan menggunakan Rudal balistik hipersonik Palestina-2. Benjamin Netanyahu pun dievakuasi. (TheNational/Toaf Maayan)

Baca juga: Fakta Baru Kekejian Israel, Bayar Warga Sipil untuk Hancurkan Rumah Warga Gaza dengan Buldozer

Sebuah insiden kebocoran data besar mengguncang Israel, setelah kelompok peretas mengungkap informasi pribadi ribuan individu yang terafiliasi dengan unit militer dan intelijen paling elit negara tersebut.

Para ahli menyebut, kebocoran ini sebagai salah satu pelanggaran siber paling mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir.

Mengutip dari Al Mayadeen, data yang bocor mencakup nama, nomor telepon, alamat email dan bahkan alamat rumah para mantan perwira intelijen, operator drone, teknisi hingga pakar siber dari Unit 8.200 dan Unit 81.

 Di mana Unit 8.200 dan Unit 81 merupakan dua unit elite yang terkenal sebagai otak operasi siber dan intelijen Israel.

Tidak hanya itu, personel yang memiliki kaitan dengan Kantor Perdana Menteri dan Kementerian Keamanan juga termasuk dalam daftar.

Menurut media Israel Haaretz, pelanggaran tersebut, bermula dari platform rekrutmen JobInfo yang digunakan oleh banyak veteran militer untuk mencari pekerjaan di sektor swasta. 

Resume dalam bahasa Inggris dan Ibrani yang memuat detail sensitif tentang pengalaman militer dan teknologi intelijen menjadi celah bagi peretasan massal ini.

Halaman
12

Berita Terkini