Perang Gaza

Fakta Baru Kekejian Israel, Bayar Warga Sipil untuk Hancurkan Rumah Warga Gaza dengan Buldozer

Mesin berat seperti buldozer dan ekskavator digunakan secara luas dalam operasi ini, tidak hanya oleh militer, tetapi juga oleh warga sipil Israel...

Editor: Nurul Hayati
Anews/File
GAGAL MELEDAK - Sejumlah bom serangan udara Israel yang tidak meledak di Gaza. Bom-bom ini digunakan milisi Hamas untuk didaur ulang menjadi amunisi untuk menyerang tentara Israel (IDF). 

 Mesin berat seperti buldozer dan ekskavator digunakan secara luas dalam operasi ini, tidak hanya oleh militer, tetapi juga oleh warga sipil Israel yang direkrut sebagai operator alat berat.

SERAMBINEWS.COM - Sejak meletusnya perang di Gaza pada akhir 2023, militer Israel secara sistematis melakukan penghancuran terhadap rumah warga, gedung bertingkat, dan infrastruktur sipil lainnya.

Mesin berat seperti buldozer dan ekskavator digunakan secara luas dalam operasi ini, tidak hanya oleh militer, tetapi juga oleh warga sipil Israel yang direkrut sebagai operator alat berat.

Warga sipil Israel dilaporkan menerima bayaran hingga ribuan dolar AS per bulan karena terlibat dalam penghancuran rumah warga Palestina di Gaza menggunakan alat berat.

Isu kontroversial tersebut, mencuat usai media ekonomi terkemuka Israel, The Marker merilis laporan investigasi, Sabtu (12/7/2025).

Menurut The Marker, operator sipil yang terlatih bisa mendapatkan bayaran sekitar 1.200 shekel  atau setara 360 dolar AS per hari.

Sementara Kementerian Pertahanan Israel dilaporkan membayar hingga 5.000 shekel atau 1.500 dolar AS per hari kepada pemilik peralatan berat yang digunakan dalam misi penghancuran tersebut.

Dengan bekerja penuh waktu, pendapatan bulanan warga Israel yang ikut dalam penghancuran rumah warga Palestina di Gaza bisa mencapai 9.000 dolar AS atau lebih dari Rp 140 juta, sebagaimana dikutip dari Middle East Eye.

Tak hanya itu, kontraktor swasta yang bekerja sama dengan militer Israel juga disebut menerima bayaran berdasarkan skala bangunan yang dihancurkan.

SOROKA- Biasanya Israel hobi mengebom rumah sakit di Gaza dan Iran, kali ini giliran rumah sakit Soroka Israel yang terkena hantam rudal Iran. Atap Rumah Sakit Soroka ambruk setelah serangan rudal Iran. Dilaporkan beberapa waktu lalu, sebuah rudal Iran telah menyerang Rumah Sakit Soroka di kota Be'er Sheva di Israel selatan.
SOROKA- Biasanya Israel hobi mengebom rumah sakit di Gaza dan Iran, kali ini giliran rumah sakit Soroka Israel yang terkena hantam rudal Iran. Atap Rumah Sakit Soroka ambruk setelah serangan rudal Iran. Dilaporkan beberapa waktu lalu, sebuah rudal Iran telah menyerang Rumah Sakit Soroka di kota Be'er Sheva di Israel selatan. (tangkapan layar X/@sentdefender)

Baca juga: Pemukim di Tepi Barat Pukuli Warga AS hingga Tewas, Organisasi HAM Sebut Trump Gagal Lindungi Rakyat

 Untuk satu bangunan berlantai tiga, tarifnya bisa mencapai 2.500 shekel setara 750 dolar AS, dan naik menjadi 5.000 shekel atau 1.500 dolar AS, untuk bangunan yang lebih tinggi.

Hingga berita ini diturunkan, pemerintah Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait laporan TheMarker.

Namun, sebelumnya militer Israel berulang kali menyatakan bahwa penghancuran bangunan dilakukan demi alasan keamanan, termasuk untuk menghancurkan terowongan bawah tanah dan fasilitas yang diduga digunakan oleh Hamas.

Baca juga: PBB: Orang-orang di Gaza Harus Memilih Antara Ditembak atau Diberi Makan Zionis Israel

Israel Dikecam
Praktik keterlibatan warga sipil Israel dalam penghancuran rumah-rumah dan infrastruktur sipil di Jalur Gaza menuai kecaman luas dari berbagai pihak.

Organisasi hak asasi manusia, pakar hukum humaniter internasional, dan kelompok pro-Palestina menyebut praktik ini sebagai “eksploitasi brutal atas perang” dan pelanggaran Konvensi Jenewa.

Mereka menilai penghancuran sistematis terhadap rumah warga sipil merupakan bentuk hukuman kolektif, yang secara eksplisit dilarang oleh hukum internasional.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved