Liputan Eksklusif Aceh

Ketika Judol Menembus Warung Kampung, MPU: Ini Sumber Penghancur Keluarga

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BAHAYA JUDI ONLINE – Gambar ilustrasi orang-orang bermain slot judi online di warung kopi. Judi online kini bukan lagi hanya mainan anak kota, tapi menyusup hingga ke pelosok desa. KETUA Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk H Faisal Ali menyebutkan, permainan judi itu pada hakikatnya tidak pernah mendatangkan kebahagiaan, tetapi mendatangkan kemelaratan, bahkan kehancuran.

ASAP rokok mengepul tebal, nyaris memenuhi ruangan itu. 

Di kursi-kursi yang tersebar, pria dari rentang remaja hingga dewasa tampak tenggelam dalam tatapan layar gawai. 

Masing-masing meja mereka tersedia segelas kopi hitam, kotak rokok dan korek.

Ruang berukuran sekitar 5x6 meter itu hanya ada satu ventilasi udara berupa jendela yang setengah terbuka. 

Sementara pintu sebagai akses jalan belakang kerap dalam posisi tertutup rapat. 

Nyaris tidak ada suara orang bercakap dalam ruangan itu. 

Masing-masing fokus menatap layar gawai sambil menyeruput kopi dan mengisap rokok.

Sesekali hanya ada sahutan bernada “lah maoi bicut teuk” yang kemudian disambut pria lainnya “kiban ka sagoe nyan?”. 

Ruangan tersebut merupakan bagian belakang dari satu warung kopi di salah satu gampong di Aceh, yang kerap digunakan sebagai lapak untuk bermain judi online.

Ruangan berlantai semen itu dijadikan ala kasino lokal. 

Orang-orang yang masuk ke dalam ruang ini hampir dipastikan datang untuk mencari peruntungan lewat judi online. 

Judi yang dimainkan pun beragam, ada yang berbasis website, aplikasi game, hingga tebak skor sepak bola. 

Mirisnya, tak ada aparatur desa yang berani melarang aktivitas haram itu dan terkesan hanya dibiarkan saja. 

Warung itu tentu masih menjual kopi, tapi aroma yang mendominasi kini bukan lagi bubuk arabika, melainkan bau taruhan yang perlahan menggerogoti akar kehidupan kampung.

Baca juga: 2.311 Istri di Aceh Gugat Cerai Suami, Sebagian Akibat Judi Online

Penghancur Keluarga

KETUA Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk H Faisal Ali menyebutkan, permainan judi itu pada hakikatnya tidak pernah mendatangkan kebahagiaan, tetapi mendatangkan kemelaratan, bahkan kehancuran.

Dikatakan, berapa banyak keluarga yang berpisah, hingga anak dan orang tuanya berantakan karena judi ini.

“Menghancurkan bagi masa depan, menghancurkan bagi keluarga dan menghancurkan bagi masyarakat,” ungkap Tgk Faisal Ali saat dihubungi Serambi, Minggu (27/7/2025).

Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk Faisal Ali alias Abu Sibreh, (SERAMBINEWS.COM/Hendrik)

Ulama yang juga Pimpinan Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Mahyal Ulum Al-Aziziyah itu menyampaikan, sudah banyak perempuan yang menggugat cerai suaminya akibat bermain judi online.

Menurutnya, meski punya pendapatan besar, bila dipakai untuk judi maka pemasukan tersebut akan habis secara sia-sia. “Jadi, judi ini sudah bisa kita kategorikan untuk sekarang adalah penghancur keluarga,” tegas sosok yang akrab disapa Abu Sibreh itu.

Dia menyarankan, bagi yang sudah sampai pada tahap ketagihan, perlu mendapat rehabilitasi, pertama sekali dari keluarga.

Namun bagi yang belum, Ketua MPU Aceh itu mengajak masyarakat untuk memperkuat nilai-nilai keimanan dan keislaman.

Kemudian dia juga mengingatkan, pentingnya penegakan hukum yang kuat terhadap setiap siapapun yang melakukan praktik-praktik terlarang tersebut.

Selanjutnya dikatakan, butuh dukungan semua pihak dalam rangka memberdayakan ekonomi masyarakat agar tidak terjerumus ke judi online ini.

“Judi itu membahayakan dan mematikan bahkan menghancurkan keluarga. Itu yang harus kita pikirkan bersama-sama. Pesannya kami kepada masyarakat Aceh hindari, jauhi judi dalam bentuk apa pun,” pungkasnya.(ra/rn)

Berita Terkini