PDIP dan Pendukung Anies Baswedan Ditaklukan Prabowo Lewat Manuver Politik
SERAMBINEWS.COM – Presiden Prabowo Subianto dinilai berhasil menaklukkan kekuatan politik lawan melalui manuver strategis berupa pemberian abolisi kepada Tom Lembong dan amnesti kepada Hasto Kristiyanto.
Ini menunjukkan bahwa manuver politik yang dilakukan Prabowo Subianto berhasil menaklukan para pendukung Anies Baswedan dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Tom Lembong diketahui terafiliasi dengan para pendukung Anies Baswedan karena ia dulunya tergabung dalam Tim Pemenangan Anies-Cak Imin dalam pertarurangan Pilpres 2024.
Sementara Hasto Kristiyanto merupakan Sekjend PDIP, dan orang kepercayaan Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Arti Abolisi yang diberikan Prabowo Kepada Tom Lembong, Ini Bedanya dengan Amnesti Untuk Hasto
Pandangan ini disampaikan oleh pengamat politik sekaligus Direktur Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago kepada Tribunnews.com, Jumat (1/8/2025).
"Ini menandakan bahwa Prabowo adalah Presiden yang punya strategi politik menaklukan semua kekuatan politik. Prabowo secara tidak langsung sudah membuat PDIP dan pendukung Anies Baswedan takluk."
"Ini saya pikir strategi jitu dan berkelas yang nggak kepikiran banyak orang sebelumnya," kata Pangi kepada Tribunnews.com, Jumat (1/8/2025).
Prabowo memberikan ambolisi kepada Tom Lembong, sedangkan Hasto mendapat amenesti.
Abolisi dan amnesti adalah dua bentuk hak prerogatif Presiden yang diatur dalam UUD 1945 Pasal 14, yang berkaitan dengan penghapusan atau pengampunan hukuman pidana.
Orang yang diberi amnesti tidak perlu menjalani proses hukum atau dibebaskan dari proses yang sedang berjalan.
Sedangkan orang yang mendapat abolisi proses hukumnya dihentikan, dan orang tersebut tidak akan diadili atas kasus itu.
Pemberian abolisi kepada Tom Lembong yang divonis 4,5 tahun penjara dan amnesti kepada Hasto Kristiyanto yang divonis 3,5 tahun, disebut sebagai langkah taktis untuk melemahkan pengaruh oposisi dan menguatkan kendali politik Prabowo.
PDIP, dalam pemerintahan Prabowo, menempatkan diri sebagai partai politik di luar pemerintahan (oposisi), meski menegaskan dukungan terhadap program Presiden.
Sementara, mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pernah menjadi rival Prabowo saat kontestasi Pilpres 2024 lalu.
Menurut Pangi, keputusan ini bukan hanya bernuansa hukum, tetapi penuh perhitungan politik.
Ia menduga ada peran signifikan dari Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, dalam mendorong keputusan tersebut.
"Saya melihat Prabowo jenius dan nampaknya peran di belakang Dasco juga signifikan menentukan arah kekuatan politik Prabowo makin menguat," tuturnya.
Prabowo Punya Mazhab
Pangi juga mengatakan langkah Prabowo dengan memberikan abolisi terhadap Tom Lembong dan amnesti untuk Hasto karena memang kepala negara itu memegang mazhab persatuan.
Dia menjelaskan mazhab tersebut dilakukan Prabowo dengan cara salah satunya yakni mengakomodir semua kekuatan politik agar mengarah kepadanya.
"Tentu saja cara Prabowo merangkul semua kekuatan politik (lewat pemberian abolisi Tom Lembong dan amnesti Hasto),”
“Karena mazhab Prabowo ini kan mazhab konsolidasi persatuan, mengakomodir semua kekuatan politik," jelasnya.
Pangi juga menilai apa yang dilakukan Prabowo karena melihat Tom Lembong dan Hasto sebagai representasi kekuatan sipil pro nasionalis reformais dan demokrasi.
"Bisa saja ini strategi keren dan berkelas Prabowo merangkul semua kekuatan politik dan wujud rekonsiliasi politik dengan merangkul semua kekuatan politik yang tersisa," tuturnya.
Tanggapan Mahfud MD
Mantan Menko Polhukam, Mahfud MD menilai baik kasus korupsi impor gula yang menjerat Tom Lembong maupun kasus suap Hasto, keduanya sama-sama terasa sangat politis.
"Sangat kuat (politisnya)," kata Mahfud dilansir program Kompas Siang di Kompas TV, Jumat (1/8/2025).
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca dan Ikuti Berita Serambinews.com di GOOGLE NEWS
Bergabunglah Bersama Kami di Saluran WhatsApp SERAMBINEWS.COM