Untuk mengawali program pembangunan 50 rumah duafa, maka digelar sosialisasi di Oproom Kantor Wali Kota Lhokseumawe, Sabtu (2/8/2035).
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Pemerintah Kota Lhokseumawe melalui Baitul Mal dan Yayasan Islamic Relief Indonesia telah menyediakan Rp4,5 miliar untuk membangun 50 unit rumah duafa.
Rinciannya Baitul Mal Kota Lhokseumawe menyedikan dana Rp 25 juta satu rumah, sehingga total untuk 50 rumah Rp1,25 miliar.
Sedangkan dari Yayasan Islamic Relief Indonesia menyediakan Rp 65 juta untuk satu rumah, sehingga total untuk 50 rumah Rp 3,25 miliar.
Artinya pembangunan untuk satu rumah Rp100 juta.
Untuk mengawali program pembangunan 50 rumah duafa, maka digelar sosialisasi di Oproom Kantor Wali Kota Lhokseumawe, Sabtu (2/8/2035).
Sosialisasi ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Wali Kota Lhokseumawe Dr Sayuti Abubakar SH MH, CEO Islamic Relief Indonesia Nanang Subana Dirja, dan Prof Muhammad Said selaku Ketua Dewan Pengawas Syariah Yayasan Islamic Relief Indonesia.
Baca juga: Cek, Harga Emas Hari Ini di Lhokseumawe, Ingin Beli atau Jual? Ini Rincian Minggu 3 Agustus 2025
Dalam pemaparannya, para narasumber memperkenalkan konsep Islamic Ultra Poor Graduation (IUPG) yang merupakan sebuah strategi pengentasan kemiskinan ekstrem secara berkelanjutan.
Program ini dirancang untuk mendorong para mustahik (penerima zakat) menjadi muzakki (pembayar zakat), sekaligus membangun kemandirian ekonomi masyarakat menuju visi Indonesia Emas 2045.
Wali Kota Lhokseumawe, Dr Sayuti, menyebutkan, program kemanusiaan ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang sebelumnya telah dilakukan di kantor pusat Islamic Relief, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Sayuti juga menegaskan bahwa rumah bantuan tersebut tidak dipungut biaya sama sekali dan masyarakat diminta waspada terhadap praktik pungutan liar.
"Jika ada yang mengatasnamakan pemerintah atau Baitul Mal untuk meminta bayaran, segera laporkan. Ini program untuk rakyat miskin dan harus diberikan secara gratis,” tegasnya.
Sayuti juga berharap agar ke depan akan semakin banyak pihak yang berkontribusi dalam program zakat melalui Baitul Mal.
Baca juga: Gudang Es Krim Terbakar di Lhokseumawe, Puluhan Freezer Hangus
“Ke depan, kita ingin semakin banyak perusahaan yang menyalurkan zakatnya ke Baitul Mal.
Zakat jangan hanya dianggap kewajiban individu, tapi juga menjadi tanggung jawab sosial korporasi,” jelasnya.
Sementara itu, CEO Islamic Relief Indonesia, Nanang Subana Dirja, menyampaikan bahwa pembangunan akan berlangsung selama enam bulan.
Ketua Dewan Pengawas Syariah Islamic Relief, Prof Muhammad Said, mengharapkan agar program ini menjadi percontohan nasional dalam mengintegrasikan pendekatan zakat, penguatan sosial, dan pemberdayaan ekonomi untuk menekan angka kemiskinan ekstrem secara signifikan.
Setelah sesi sosialisasi, rombongan langsung melakukan peninjauan ke lokasi awal pembangunan rumah.
Tiga warga yang menjadi penerima manfaat awal yaitu, Ruqayah, warga Desa Cot Girek Kandang, Kecamatan Muara Dua.
Baca juga: Lelang 11 Jabatan Kadis di Lhokseumawe, Tak Semua Berkas Peserta Bakal Diverifikasi, Ini Sebabnya
Kemudian Fakhrurrazi, warga Meunasah Blang, Kecamatan Muara Dua, dan Suryani, warga Paloh Punti, Kecamatan Muara Satu. (*)