Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON - Program pengajian rutin bulanan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan non-ASN di Kabupaten Aceh Utara mendapat dukungan penuh dari kalangan akademisi dan pakar hukum.
Kebijakan yang dicanangkan oleh Bupati Aceh Utara, H. Ismail A Jalil, SE., MM., atau yang akrab disapa Ayah Wa, ini dinilai sebagai langkah strategis dalam memperkuat akhlak, integritas, dan tata kelola pemerintahan yang bersih.
Salah satu dukungan datang dari akademisi dan Konsultan Hukum dari UIN Sunan Lhokseumawe, Dr Bukhari MH CM, yang mengapresiasi penuh kebijakan pengajian ASN ini.
Ia menyebut inisiatif tersebut sebagai terobosan penting dalam membentuk budaya birokrasi yang bersih, jujur, dan bertanggung jawab.
"Saya sangat mengapresiasi kebijakan Bupati Aceh Utara. Ini bukan sekadar pengajian seremonial, tapi langkah strategis untuk memperkuat akhlak dan integritas para ASN serta pejabat daerah," ujar Dr Bukhari kepada Serambinews.com, Senin (4/8/2025).
Menurut Dr Bukhari, penguatan nilai keagamaan sangat relevan dalam konteks pengelolaan pemerintahan.
Ia menegaskan, kegiatan pengajian seyogyanya tidak berhenti di tingkat kecamatan, tetapi juga diperluas hingga jajaran kabupaten yang menjadi pusat perencanaan dan pengelolaan anggaran.
"Justru di tingkat kabupaten, para pejabat yang mengelola dana dan program pembangunan harus diperkuat dengan nilai-nilai agama. Kita berharap, dengan adanya pengajian ini, 'hantu fee proyek' bisa dikurangi, bahkan dihapus. Karena selama ini, praktik seperti itu sangat merusak tatanan pembangunan," tegasnya.
Lebih jauh, Dr Bukhari menilai bahwa akar dari maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di birokrasi adalah hilangnya nilai spiritual dan lemahnya sistem pengawasan internal.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pembinaan melalui pendekatan agama sebagai upaya menjaga moral dan amanah publik.
"Dengan memperkuat pengajian, kita tidak hanya menjaga ibadah, tetapi juga menjaga amanah. Ini bagian dari jihad birokrasi bersih. Kita ingin pembangunan di Aceh Utara bisa lebih berkah dan tepat sasaran,” ujarnya.
Program pengajian ASN ini diharapkan dapat menjadi titik awal perubahan budaya pemerintahan di Aceh Utara menuju tatanan yang lebih religius, profesional, dan terbebas dari praktik penyimpangan.
"Kalau kegiatan ini dijalankan dengan sungguh-sungguh dan melibatkan semua unsur, maka insyaAllah Aceh Utara akan bangkit. Tidak ada lagi proyek yang dipolitisasi, tidak ada lagi anggaran yang bocor.
Kita mulai dari pengajian, dari siraman rohani, lalu lanjut ke perubahan nyata,” tutup Dr Bukhari.
Baca juga: Adem, Cuaca di Lhokseumawe Berawan, Suhu Capai 33 Derajat Celcius