Berita Banda Aceh

Prof Roslidar Dorong Hadirnya Alkes Mandiri Berbasis AI

Penulis: Muhammad Nasir
Editor: IKL
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prof Roslidar Dorong Hadirnya Alkes Mandiri Berbasis AI

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Prof Dr Ir Roslidar ST M.Sc. IPM ASEAN Eng, menjadi salah satu guru besar USK yang dikukuhkan melalui Sidang Terbuka Senat Akademik Universitas, yang dipimpin oleh Ketua Senat Akademik Universitas Prof Dr Abubakar MS di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh, Selasa (5/8/2025).

Prof Roslidar dengan keahliannya di bidang kecerdasan artifisial (AI) terutama dalam Teknik Biomedik. 

Keilmuannya itu telah menghasilkan berbagai inovasi yang mendekatkan teknologi pada kebutuhan nyata masyarakat, salah satunya dalam bidang kesehatan mandiri.

Usai pengukuhan, ia menyampaikan, peneliti tidak bisa berdiri sendiri ketika membangun model AI. Tapi harus disertai dengan uji pada lingkungan nyata. “Sehingga yang paling penting sekarang, saya berharap setelah pengukuhan ini, ada mitra-mitra yang mau bekerja sama dengan USK untuk membangun alat kesehatan dengan menggunakan model AI yang kami bangun,” ujarnya.

Ia menceritakan, pada tahun 2018 ketika dia mulai membangun peta penelitian itu, AI memang sedang booming-boomingnya. 

Dan ternyata Prof Roslidar memilih metode yang tepat, karena sekarang AI menjadi tren dan sudah mulai diterapkan di berbagai sektor.

Ke depan, katanya, penggunaan AI akan terus dilakukan dengan data-ata yang berbeda. “Misalnya kemarin saya meneliti untuk deteksi kanker payudara. Nah, yang sedang kami bangun sekarang adalah untuk deteksi penyakit paru. Kita akan lanjut untuk deteksi penyakit jantung.

Ia berharap akan hadir alat kesehatan mandiri. Tujuannya agar dengan alat medis yang dipakai oleh pasien, maka sang pasien secara mandiri bisa melihat ada apa dengan kondisi tubuhnya. “Nah, itu yang ingin saya buat, teknologi kesehatan mandiri,” ujarnya.

Katanya, ide ini berawal dari penelitian S3 dirinya. Saat itu, Prof Roslidar menemukan fakta bahwa jumlah penderita kanker payudara di Aceh sangat tinggi. 

Hal itu mendorong dirinya mencari metode deteksi dini. Ternyata, citra termal merupakan salah satu cara non-invasif untuk mendeteksi gejala suatu penyakit. 

Maka dari itu, dirinya membangun sistem deteksi dini kanker payudara menggunakan citra termal.

Ia menceritakan, di awal tahun 2018, dirinya diberi majalah IEEE tentang deep learning. Saat itu masih sangat awal perkembangan deep learning. 

Ia menemukan fakta bahwa deep learning merupakan cara paling mudah untuk membangun algoritma. 

“Kita tidak perlu banyak melakukan coding, yang dibutuhkan adalah mengajari mesin agar dapat mengenali data dan menghasilkan model terbaik. Sebenarnya, cara paling cepat untuk membangun model ini adalah dengan memiliki data sebanyak-banyaknya, serta didukung oleh komputer dengan performa tinggi,” tutup Prof Roslidar.(mun)

Berita Terkini