Selain itu, identifikasi aktor dan isu dilakukan dengan pencocokan kata kunci untuk memetakan jaringan tokoh yang muncul, dan kemudian divisualisasikan dalam bentuk grafik hubungan.
Dinamika Sentimen Selama Dua Dekade
Tren sentimen yang dihasilkan dari korpus menunjukkan pola yang jelas. Pada periode awal, 2005 hingga 2007, sentimen positif mendominasi narasi publik.
Masa ini diwarnai dengan optimisme pasca-konflik, keberhasilan awal program demobilisasi dan reintegrasi, serta kehadiran AMM yang memberikan jaminan kredibilitas terhadap proses perdamaian.
Berbagai pemberitaan menggambarkan Aceh sebagai wilayah yang memasuki babak baru, diiringi harapan akan stabilitas politik dan pemulihan ekonomi.
Memasuki periode 2008 hingga 2012, sentimen positif masih cukup kuat, tetapi mulai diimbangi oleh nada netral dan sesekali negatif.
Tantangan implementasi UUPA, munculnya kasus pelanggaran HAM, dan ketegangan terkait pengelolaan sumber daya alam mulai mewarnai diskursus.
Baca juga: Pakar Ungkap Lima Alasan Mengapa Cat Lovers di Aceh Lebih Suka Pelihara Kucing Ras
Baca juga: Pesan Prabowo kepada TNI: Ingat, Kita Tentara Rakyat, Kita Siap Mati untuk Rakyat
Meskipun kekerasan bersenjata praktis tidak lagi terjadi, perbedaan tafsir antara pemerintah pusat dan daerah terkait kewenangan politik Aceh menjadi sumber gesekan.
Fase 2013 hingga 2018 menunjukkan meningkatnya sentimen netral.
Media dan publik mulai memandang perdamaian Aceh sebagai situasi normal yang tidak lagi menjadi berita utama, kecuali ketika muncul isu-isu tertentu seperti kontroversi bendera daerah yang menyerupai lambang GAM.
Pemberitaan lebih banyak berfokus pada dinamika politik lokal, terutama peran partai-partai lokal yang lahir dari transformasi politik mantan kombatan.
Pada periode terakhir, 2019 hingga 2025, sentimen positif dan netral cenderung berimbang, namun sentimen negatif meningkat tipis.
Hal ini dipicu oleh keluhan terkait ketimpangan pembangunan, konflik agraria yang belum tuntas, dan perdebatan politik yang menguji soliditas perdamaian.
Meskipun demikian, secara umum stabilitas keamanan tetap terjaga, menandakan keberhasilan jangka panjang dari kesepakatan Helsinki.
Jaringan Aktor dan Isu dalam Narasi Perdamaian
Peta jaringan aktor–isu yang dihasilkan dari analisis menunjukkan keterkaitan yang erat antara pemain utama dan topik yang mereka wakili.
GAM sering muncul dalam konteks “reintegrasi” dan “HAM”, menandakan bahwa narasi tentang mereka kini lebih banyak terkait dengan transformasi sosial dan politik pasca-konflik.