Berita Bener Meriah

Miris, Seorang Ayah di Bener Meriah Tega Bunuh Anak Kandung

Editor: mufti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pembunuhan

"Pasca pulang dari Medan, ia setiap kali minum obat, efeknya selalu ingin mencoba bunuh diri dengan melompat ke kolam di samping rumah ibunya. Syukur upaya masih bisa diselamatkan keluarga," ceritanya. Lalu, kondisi tersebut terus berlarut-larut dan bahkan di setiap kali sakitnya kambuh, SA selalu melakukan kekerasan kepada istrinya. Merasa tidak tahan dengan perlakukan suaminya, akhirnya sang istri memutuskan untuk bercerai. "Sebab perceraian dengan istrinya SA jadi semakin parah hingga menambah sakit jiwanya," beber Fauzan.(mi)

 

Keluarga Retak, Kehidupan Terombang-ambing

Sesudah ayahnya bercerai, kehidupan TI terombang-ambing. Kadang tinggal bersama sang ayah, kadang dengan ibunya yang tinggal di Simpang Utama, Pondok Baru, Bener Meriah. "Jadi ini anak korban keluarga tidak utuh (broken home), ditambah lagi ekonomi keluarganya tidak baik, sehingga tidak ada keluarganya yang dengan intensif mengurusnya," katanya 

Selanjutnya pada tahun 2021 akhirnya SA bersama TI pindah ke Kampung Bintang Berangun, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Bener Meriah, atau orang menyebutnya daerah Uwer Lah untuk membuka lahan kebun kopi. Di sana saat kopi belum panen, ayah dan anak ini mencari pekerjaan serabutan demi bisa menghidupkan mereka. Bahkan SA sempat bekerja sebagai tukang parkir di Simpang Balik, Kecamatan Wih Pesam, Bener Meriah. 

Sementara TI pernah sebagai penjaga alat berat di daerah Lut Kucak, Kecamatan Bukit, Bener Meriah. Alhasil diduga saat bekerja di Lut Kucak, TI salah pergaulan. Sejak kala itu sifatnya tidak bisa dikendalikan dan suka mengamuk. "Sampai-sampai pernah mencincang HP dan membakar rumahnya dan berkali-kali bahkan mengancam akan membunuh ayahnya," demikian cerita Fauzan Azima.(mi)

 

 

 

 

Berita Terkini