“Ornamen rencong adalah simbol keberanian rakyat Aceh dalam memperjuangkan kemerdekaan,"
"Sementara lingkaran besar pada desainnya menjadi analogi angka nol, awal dari segalanya,” paparnya.
Kini, Tugu Nol Kilometer bukan hanya destinasi foto.
Ia menjadi ruang di mana sejarah, identitas, dan pariwisata bertemu.
Setiap wisatawan bahkan bisa memperoleh sertifikat resmi kunjungan, sebagai bukti simbolis bahwa mereka pernah berdiri di titik awal Nusantara.
“Monumen ini bukan sekadar bangunan, tetapi pemersatu bangsa,"
"Siapa pun yang berdiri di sini akan merasakan spirit kebangsaan yang menyatukan kita dari barat hingga timur Indonesia,” tegas Albina.
Baca juga: Seleksi PPPK Paruh Waktu 2025, Berikut Panduan Cara Cek Daftar Formasi & Nama Lewat BKD dan Instansi
Baca juga: Dua Putra Aceh Raih Penghargaan Wana Lestari Nasional 2025 dari Menteri Kehutanan RI
Mengunjungi Tugu Nol Kilometer berarti menyelami cerita panjang tentang Indonesia.
Dari keputusan lokasi yang strategis, inspirasi nasionalisme, hingga filosofi dalam setiap ukiran.
Tidak heran jika pada Anugerah Pesona Indonesia (API) 2019, Tugu Nol Kilometer dinobatkan sebagai Destinasi Wisata Terunik di Indonesia.
Bagi Sabang, monumen ini bukan hanya ikon, tetapi juga 'penjaga identitas bangsa' di ujung barat Nusantara.
“Sabang tidak hanya dikenal karena lautnya yang indah, tapi juga karena monumen ini,"
"Ia adalah titik awal perjalanan panjang Indonesia yang harus selalu kita rawat dan lestarikan,” pungkas Albina.(*)