Liputan Eksklusif Aceh
Omzet Pedagang Souvenir di KM Nol Sabang Tembus Rp20 Juta Saat Libur Panjang
Libur panjang menjadi berkah tersendiri bagi pedagang souvenir di kawasan Tugu Kilometer Nol Indonesia, Sabang
Penulis: Aulia Prasetya | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Aulia Prasetya | Sabang
SERAMBINEWS.COM, SABANG – Libur panjang menjadi berkah tersendiri bagi pedagang souvenir di kawasan Tugu Kilometer Nol Indonesia, Sabang. Omzet penjualan yang biasanya hanya ratusan ribu per hari, bisa melonjak hingga puluhan juta rupiah.
Marlina, salah seorang pedagang di kios souvenir KM Nol, mengaku omzetnya bisa mencapai Rp12 juta per hari saat musim libur panjang.
Bahkan, beberapa pedagang lain mampu meraup hingga Rp20 juta sehari.
“Kalau libur panjang, rata-rata saya bisa dapat Rp12 juta per hari, sementara teman-teman pedagang lain bisa sampai Rp20 juta,” ungkapnya saat ditemui di kiosnya, Senin (18/8/2025).
Baca juga: Overstay, Imigrasi Sabang Deportasi Lima WNA Iran
Namun, di luar musim liburan, omzet penjualan turun drastis. Pada hari-hari biasa, Marlina hanya mampu meraup sekitar Rp500 ribu.
Sedangkan saat akhir pekan, penjualan bisa meningkat hingga Rp4 juta per hari.
“Kalau hari biasa memang tidak menentu. Tapi kalau ada rombongan wisatawan yang datang dengan travel, omzet bisa langsung tembus jutaan,” ujarnya.
Buka pagi hingga jelang magrib
Sejak akhir Juli lalu, usai libur sekolah, kawasan wisata ikonik KM Nol kembali sepi.
Marlina memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan akan mulai meningkat lagi pada September mendatang.
Baca juga: Kapolres Sabang Pimpin Upacara HUT Ke-80 RI di Tugu Nol Kilometer Indonesia
Di kiosnya, Marlina menjual berbagai cendera mata khas Sabang, mulai dari kaos bergambar ikon KM Nol dan panorama Sabang, hingga aksesoris wisata seperti kacamata, topi, dan gantungan kunci.
Harga kaos dibanderol Rp35 ribu hingga Rp130 ribu, sementara souvenir kecil dijual mulai Rp5 ribu.
Untuk stok barang, Marlina mengaku masih mengambil secara grosir dari sejumlah pemasok di Kota Sabang, sebelum kemudian dipasarkan kembali di sekitar titik nol kilometer.
“Kios ini saya buka setiap hari dari pukul 07.00 pagi sampai menjelang magrib. Lokasinya memang di atas tanah milik pemerintah, tapi kiosnya saya bangun sendiri,” pungkasnya.
Baca juga: Kerajinan Sabang Berbahan Baku Limbah Pohon Kelapa Diminati Wisatawan
Sudah 2 Dekade, Penyebab Konflik Manusia dengan Buaya di Aceh Singkil |
![]() |
---|
Ini Langkah Mitigasi Cegah Konflik Manusia Versus Buaya di Aceh Singkil |
![]() |
---|
Fakta-Fakta Populasi Buaya di Aceh Singkil Tinggi |
![]() |
---|
Demi Lihat Buaya Singkil, Petualang Eropa Rela Terbang Lintas Benua |
![]() |
---|
Lokasi Penangkaran Buaya di Aceh Singkil Bisa Jadi Atraksi dan Solusi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.