Berita Abdya

BPS Sebut Panen Padi di Abdya Memuaskan, Capai 10 Ton Per Hektare

Penulis: Masrian Mizani
Editor: Saifullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CEK TANAMAN PADI - Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Aceh Barat Daya (Kadistanpan Abdya) dan unsur Muspika Tangan-Tangan melihat langsung kondisi tanaman padi petani di Gampong Drien Jaloe, kecamatan setempat, Senin (25/8/2025).

Laporan Masrian Mizani | Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Kadistanpan) Aceh Barat Daya (Abdya), Hendri Yadi mengatakan, hasil panen padi petani pada Musim Tanam (MT) Gadu Tahun 2025, mencapai 7 hingga 10 ton per hektare.

"Berdasarkan survei Kerangka Sampel Area (KSA) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) yang tengah berlangsung saat ini, produksi padi petani mencapai 7-10 ton per hektare," kata Hendri Yadi, Senin (25/8/2025).

Selain itu, beber Hendri, pihaknya juga menemukan bahwa kondisi gabah petani tergolong bagus dengan bulir yang bersih.

"Sangat minim terkena penyakit, kualitas bulir padi juga bagus dan hasilnya juga sesuai target," ujar Hendri.

Ia menyebutkan, rata-rata panen gabah petani yang menggunakan mesin potong padi (combine), nyaris tidak ada yang basah. 

Baca juga: Enam Kecamatan di Pidie Panen Padi Perdana, Harga Gabah Rp 8.300 Per Kg

Boleh dikatakan, memang sudah cukup kering saat masih berada di batang. 

"Tak butuh lama untuk proses pengeringan, masih di batang saja memang sudah menguning bersih," ungkap Hendri.

Ironisnya, lanjut Hendri, harga gabah justru perlahan mulai turun dari angka awal panen yang mencapai Rp 8.000 per kilogram, kini mulai mendekati di bawah Rp 6.500 per kilogramnya.

Sementara harga beras di pasaran, sebut Hendri, masih tergolong mahal. 

"Justru ini tidak sesuai, di satu sisi harga gabah petani turun, namun beras masih mahal," ujarnya.

Baca juga: Musim Panen Padi Tiba, Kakankemenag Abdya Ingatkan Kewajiban Bayar Zakat

Ia berharap Bulog segera berupaya untuk menampung gabah petani yang harganya sudah di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

"Jangan sampai petani dirugikan dalam masa tanam kali ini,” tukas dia. 

“Kita sudah laporkan ke Bulog, bahkan ke pihak terkait lainnya agar persolan harga ini tidak dipermainkan," ujarnya.

Sementara itu, Pardianto, salah seorang petani di Gampong Drien Jaloe, Kecamatan Tangan-Tangan mengaku khawatir harga gabah akan terjun bebas hingga Rp 6.000 per kilogram.

Halaman
12

Berita Terkini