Banda Aceh
Lewat Beasiswa KIP, Roza Wujudkan Mimpi yang Tak Pernah Diraih Sang Ibu, Sarjana
Namun, lebih dari sekadar angka, dara asal Nagan Raya ini membawa cerita yang lebih dalam: kisah tentang sebuah mimpi yang...
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Eddy Fitriadi
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Ada satu quote yang kerap muncul di media sosial sebagai motivasi bagi anak-anak muda dari kalangan bawah.
“Akan kumenangkan segala hal yang tidak pernah dimenangkan oleh orang tuaku,”
Mungkin kata-kata itu juga layak disematkan kepada Roza Sabila Jannah, lulusan USK yang diwisuda, Selasa (26/8/2025) Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam.
Beberapa dekade lalu, ibu dari Roza pernah mengubur satu mimpi masa mudanya, yaitu mengeyam pendidikan di universitas.
Tahun demi tahun berlalu, realita kehidupan membuat mimpi itu terbenam jauh, tapi akhirnya, Roza sebagai anak berhasil mewujudkan mimpi sang ibu.
Ia meraih mimpi itu lewat beasiswa KIP, yang disediakan untuk anak-anak kurang mampu.
Hari itu, di bawah langit-langit Gedung AAC Dayan Dawood yang megah, sebuah nama disebut. Di antara ribuan wisudawan yang duduk rapi dalam balutan toga, sorot mata mengarah pada satu sosok: Roza Sabila Jannah.
Ia melangkah anggun menuju mimbar, dengan IPK 3,92 dari Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, menjadikannya peraih nilai tertinggi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Namun, lebih dari sekadar angka, dara asal Nagan Raya ini membawa cerita yang lebih dalam: kisah tentang sebuah mimpi yang akhirnya tersambung.
Di balik senyum bangganya, terselip cerita tentang perjuangan tak kenal lelah. Roza adalah anak sulung dari pasangan M Zakir Tino dan Rostina, seorang ayah petani dan ibu rumah tangga.
Bagi Roza, pencapaian ini adalah persembahan mulia untuk kedua orang tuanya. "Semua kebanggaan ini, untukmu ayahanda, ibunda, dan seluruh keluarga," ucapnya dengan nada penuh haru, seolah setiap kata adalah pelukan untuk mereka.
"Semoga ini bukan akhir, melainkan awal untuk membahagiakanmu."
Saat ia berbagi cerita, suasana ruangan seakan hening sejenak, mendengarkan dengan saksama. Roza mengisahkan impian sang ibu yang tak sempat terwujud, sebuah mimpi sederhana untuk mengenyam pendidikan di universitas ini.
Namun, di masa lalu, kondisi ekonomi keluarga menjadi tembok kokoh yang menghalangi.
"Universitas ini bukan hanya mimpi saya, tapi juga mimpi ibu saya sejak ia muda," tutur Roza.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.