Breaking News

Berita Pidie

IPNU Pidie: Tragedi Driver Ojol Jadi Titik Balik, Saatnya Negara Hadir Tegakkan Keadilan Bagi Rakyat

Kata Nauval, tragedi yang menimpa Affan, tentunya sebagai pukulan telak bagi nurani bangsa. Hilangnya nyawa rakyat kecil yang sedang berjuang menafkah

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Mursal Ismail
FOR SERAMBINEWS.COM    
KETUA IPNU PIDIE 9 etua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama atau IPNU Pidie, Muhammad Nauval, memberi tanggapam keras atas meninggalnya seorang driver ojol di Jakarta karena dilintas kendaraan taktis Brimob. 

Kata Nauval, tragedi yang menimpa Affan, tentunya sebagai pukulan telak bagi nurani bangsa. Hilangnya nyawa rakyat kecil yang sedang berjuang menafkahi keluarga melalui pekerjaan sehari-harinya sebagai driver ojol.

Laporan Muhammad Nazar I Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Wakil Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama atau IPNU Pidie, Muhammad Nauval, menyampaikan duka cita mendalam sekaligus kecaman keras atas meninggalnya Affan Kurniawan.

Driver ojek online atau ojol ini meninggal setelah ditabrak hingga dilindas kendaraan taktis atau rantis Brimob dalam kericuhan aksi demonstrasi di Jakarta, Kamis (28/8/2025) malam. 

Kata Nauval, tragedi yang menimpa Affan, tentunya sebagai pukulan telak bagi nurani bangsa. Hilangnya nyawa rakyat kecil yang sedang berjuang menafkahi keluarga melalui pekerjaan sehari-harinya sebagai driver ojol.

Sedianya menjadi pengingat keras, bahwa negara tidak boleh lagi mengabaikan keselamatan warganya.

“Saya nilai, ini adalah tragedi kemanusiaan yang sangat menyakitkan. Tidak boleh ada satu nyawa pun rakyat Indonesia yang hilang hanya karena menuntut hak konstitusionalnya. 

Negara harus bertanggung jawab penuh atas kematian Affan.  

Baca juga: Driver Ojol Tewas Dilindas Buat Rakyat Marah, Demo Bentrok di Berbagai Daerah, 3 Nyawa Melayang

Pihak terkait wajib memberi penjelasan serta pertanggungjawaban yang transparan kepada rakyat,” kata Wakil Ketua IPNU Pidie, Muhammad Nauval, kepada Serambinews.com, Jumat (29/8/2025)

Dikatakan, insiden maut itu tidak boleh hanya dilihat sebagai kesalahan aparat di lapangan. Namun, akar persoalan sebenarnya bermula dari tertutupnya ruang dialog antara rakyat dan wakilnya.

“DPR adalah rumah rakyat. Juga wakil rakyat, yang seharusnya hadir menemui, mendengar hingga berdialog dengan masyarakat. Kalau sejak awal ada komunikasi yang terbuka, tensi emosi tidak akan meningkat. 

Justru sikap menutup diri dan pernyataan-pernyataan sensitif dari sebagian pejabatlah yang semakin memperkeruh suasana serta memicu kemarahan publik,” kata Nauval.

Ia menambahkan, aparat di lapangan sering kali berada dalam posisi sulit. Di satu sisi harus menjalankan perintah, di sisi lain mereka juga menghadapi risiko besar. 

"Saya tidak menutup mata, aparat yang ada di lapangan juga manusia, mereka bisa panik dan merasa terjepit.

Namun, jangan sampai rakyat menjadi korban akibat kegagalan komunikasi dan salah urus kebijakan dari atas,” ujarnya. 

Baca juga: Kasus Driver Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob, Ahok Kritik DPR Tak Dengarkan Aspirasi Rakyat

Kata Nauval, kericuhan itu telah merenggut korban jiwa tidak hanya dari masyarakat, tetapi bisa saja dari aparat Polri/Brimob yang gugur maupun mengalami luka-luka.

“Kita sama-sama anak bangsa. Baik rakyat yang turun ke jalan maupun aparat yang bertugas di lapangan, keduanya adalah bagian dari Indonesia.

Karena itu, jangan ada lagi korban dari pihak manapun. Kita harus hentikan pola benturan seperti ini,” ujarnya.

Menurutnya, rakyat dan aparat tidak boleh diadu-domba. 

“Yang harus kita lawan adalah ketidakadilan, keserakahan dan kebijakan salah arah. Jangan benturkan rakyat dengan aparat di lapangan yang hanya menjalankan tugas. 

Musuh kita bukan sesama bangsa, tetapi sistem yang gagal menyejahterakan rakyat,” katanya.

Baca juga: Sosok Umar Amirudin, Driver Ojol Alami Patah Tulang Dikeroyok Polisi hingga Ditabrak Rantis Brimob

Selain itu, Nauval membuat persyataan untuk mendesak pemerintah, DPR dan Polri untuk mengambil langkah nyata sebagai berikut. 

Pertama, mengusut tuntas kasus kematian Affan dan mengumumkan hasil investigasi secara terbuka.

Kedua, menjamin tidak ada lagi tindakan represif dalam penanganan aksi demonstrasi rakyat.

Ketiga, meningkatkan profesionalitas dan humanisme aparat, agar Polri benar-benar kembali dipercaya sebagai pelindung dan pengayom masyarakat dan DPR membuka pintu dialog bagi rakyat, bukan justru menutup diri dan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang memicu amarah.

“Kami menuntut pertanggungjawaban dari pihak terkait. Keadilan harus ditegakkan dan Affan tidak boleh dilupakan. 

Tragedi itu harus menjadi titik balik bagi negara untuk hadir melindungi rakyat, bukan menakutinya,” jelas Nauval.

Menurutnya, situasi Indonesia hari ini sedang “tidak baik-baik saja”. Ia menilai kemiskinan, ketidakadilan dan kebijakan yang mengabaikan suara rakyat telah menumpuk menjadi bom waktu. 

Tragedi Affan, kata Nauval, hanyalah puncak gunung es dari krisis yang lebih dalam.

“Saat ini, rakyat semakin sulit, harga sembako tinggi, ketidakadilan merajalela. Suara rakyat kerap diabaikan, sementara kekuasaan semakin jauh dari rakyat. 

Tragedi itu seharusnya menjadi alarm keras bagi semua pemimpin bangsa untuk kembali ke jalur yang benar,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, sebagai bagian dari generasi muda NU, PC IPNU Pidie siap berdiri di garis depan mendukung perjuangan rakyat Indonesia.

“PC IPNU Pidie siap memberi dukungan penuh kepada masyarakat Indonesia untuk bangkit bersama membangun negeri ini. 

Kami percaya, jalan keluar dari krisis bukanlah dengan kekerasan, melainkan dengan persatuan, keadilan, dan keberanian menyuarakan kebenaran,” tegasnya.

“Kami berharap semoga tidak ada lagi korban jiwa, baik dari pihak rakyat maupun aparat.

Kita semua ingin hidup di negeri yang damai, di mana suara rakyat didengar, aparat dihormati, sekaligus negara benar-benar hadir melindungi warganya. 

Tragedi Affan harus menjadi titik balik, agar Indonesia bergerak menuju masa depan yang lebih adil dan manusiawi,” pungkasnya. (*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved