Breaking News

FISIP UIN Ar-Raniry Gelar Public Lecture Internasional Bersama Akademisi UPM Malaysia

forum-forum ilmiah lintas negara seperti ini adalah jembatan untuk memperluas jaringan akademik

Editor: Amirullah
For Serambinews.com
FISIP UIN Ar-Raniry Gelar Public Lecture Internasional Bersama Akademisi UPM Malaysia 

SERAMBINEWS.COM - Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) UIN Ar-Raniry Banda Aceh kembali menunjukkan komitmennya dalam memperluas wawasan global mahasiswa dengan menggelar Public Lecture bertema "Human and Community Development" pada Kamis, 4 September 2025.

Bertempat di Ruang Teater Museum UIN Ar-Raniry, kegiatan ini berlangsung sejak pukul 09.00 WIB dan menghadirkan narasumber dari Fakultas Pembangunan Manusia Universiti Putra Malaysia (UPM). 

Empat akademisi UPM yang hadir yakni Muhammad Zulhafiz Said, Ph.D, Dr. Mohamad Naqiuddin Dahamat Azam, Muhammad Afiq, dan Assoc. Prof. Dr. Mohd Roslan, disambut antusias oleh mahasiswa dan civitas akademika FISIP.

Sambutan oleh Prof. Dr. phil. Saiful Akmal, S.Pd.I., M.A, selaku Kepala Pusat Layanan Internasional UIN Ar-Raniry. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kerja sama internasional sebagai upaya strategis menuju UIN Ar-Raniry sebagai World Class University.

Menurutnya, forum-forum ilmiah lintas negara seperti ini adalah jembatan untuk memperluas jaringan akademik, meningkatkan mutu pengajaran, dan membuka peluang kolaborasi global dalam bidang pengabdian masyarakat maupun KPM internasional.

Dalam paparannya, Muhammad Zulhafiz Said, Ph.D menyampaikan kekagumannya atas sambutan hangat dari mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi Negara.

Ia menilai atmosfer akademik yang ditunjukkan UIN Ar-Raniry sangat positif dan menjadi alasan kuat untuk menjajaki kerja sama lebih lanjut melalui penandatanganan MoA antara UPM dan FISIP UIN Ar-Raniry. 

Baca juga: 25 Tahun BPKS Sabang Masih Mimpi: Ekspor Nihil, Dermaga Sepi, Visi Tinggi

Ia juga membahas peran geopark dalam pembangunan berkelanjutan, menekankan pentingnya pelestarian alam berbasis komunitas.

"Alam tidak membutuhkan kita, kita yang membutuhkan alam," ujar Zulhafiz mengutip prinsip kelestarian yang ia yakini.

Sementara itu, Dekan FISIP UIN Ar-Raniry, Dr. Muji Mulia, M.Ag, menyampaikan rencana pelaksanaan KPM Internasional pada bulan November mendatang di Selangor, Malaysia. Ia mengajak mahasiswa untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut sebagai bentuk pengalaman nyata dalam pembangunan komunitas.

Dr. Muji menekankan bahwa masyarakat adalah inti dari pembangunan. 

Tanpa pelibatan komunitas, katanya, pembangunan akan kehilangan ruh dan arah. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan perlu dibekali dengan pemahaman dan pelatihan tentang pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.

Dalam sesi diskusi yang dipandu oleh Habibul Rahman, M.P.P., para narasumber dari UPM membahas berbagai isu strategis. Dr. Mohamad Naqiuddin memaparkan dampak negatif dari perundungan (buli) terhadap perkembangan remaja.

Ia menyebutkan bahwa buli tidak hanya menyebabkan trauma jangka panjang, tetapi juga berisiko pada hilangnya nyawa. 

Menurutnya, perilaku ini kerap dinormalisasi oleh pelaku buli, padahal berakar dari masalah psikologis yang serius. Sementara itu, Muhammad Afiq menyampaikan bahwa pembangunan komunitas bisa dilihat dari empat perspektif: program, proses, metode, dan gerakan.

Beliau mengingatkan bahwa mahasiswa perlu mempersiapkan diri dengan baik sebelum bisa berkontribusi dalam membantu atau membangun masyarakat, serta memanfaatkan media sosial secara bijak untuk mendukung gerakan komunitas.

Sebagai penutup, Assoc. Prof. Dr. Mohd Roslan menyoroti pentingnya pendekatan bottom-up dalam administrasi publik. Ia menyampaikan bahwa di Malaysia, kebijakan publik seperti pendidikan dirumuskan setelah mendengar suara masyarakat.

 Namun, ia juga mengkritisi tantangan kontinuitas kebijakan akibat pergantian kepemimpinan. Menurutnya, meskipun Indonesia memiliki kebijakan yang bagus di atas kertas, tantangan utama masih terletak pada implementasi di lapangan.

Public Lecture ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat jejaring internasional dan memperluas cakrawala berpikir mahasiswa FISIP UIN Ar-Raniry.

Lebih dari sekadar forum akademik, kegiatan ini membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih luas antara institusi pendidikan Indonesia dan Malaysia dalam membangun masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved