Liputan Eksklusif Aceh
Cegah DBD, Warga Minta Pemkab Aceh Singkil Gencarkan Gotong Royong Massal
Salah satunya dalam membersihkan lingkungan sekitar serta pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
Salah satunya dalam membersihkan lingkungan sekitar serta pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Tindakan preventif atau pencegahan kasus demam berdarah dengue (DBD) lebih penting dibanding kuratif atau pengobatan.
Terkait hal itu, Pemkab Aceh Singkil, diminta tingkatkan langkah pencegahan DBD.
Salah satunya dalam membersihkan lingkungan sekitar serta pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Masyarakat sudah familiar pencegahan DBD melalui gerakan 3M plus yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas untuk membasmi sarang nyamuk.
Hanya saja pada tahap awal perlu motor penggerak, sampai akhirnya menjadi kebiasaan warga.
Oleh karena itu, Pemkab Aceh Singkil, sebaiknya menggencarkan gotong royong massal untuk membersihkan lingkungan sekitar.
Baca juga: VIDEO Gempuran Maut! Al-Quds & Hamas Hancurkan Kendaraan Lapis Baja Eitan Israel dengan Rudal Kornet
"Kalau bisa ada gerakan bersama, agar lingkungan permukiman seluruhnya bisa terjaga," kata Suhardi warga Pulo Sarok, Kecamatan Singkil.
Terpisah Ketua Komisi IV DPRK Aceh Singkil, dr Desra Novianto, sepakat tindakan preventif harus diutamakan dalam mencegah DBD.
Politisi partai NasDem itu menegaskan untuk melakukan tindakan preventif, maka Dinas Kesehatan, jajaran Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu) dan lintas sektor terkait harus memberikan perhatian besar terhadap proses edukasi kepada masyarakat.
Masyarakat sebutnya perlu edukasi agar peduli dan terlibat dalam proses pencegahan.
Misalnya dengan kampanye membersihkan dan menutup penampungan air, memanfaatkan daur ulang barang bekas, serta mencegah gigitan nyamuk.
Kemudian kampanye pentingnya rutin menguras bak mandi, genangan air dan memasang kawat kasa pada jendela serta langkah pencegahan lainnya.
Baca juga: Dinkes Aceh Singkil Diminta Gencarkan Edukasi Gejala DBD
Menurut Ides, sapaan akrab Desra edukasi sangat penting sebab saat ini masyarakat masih menjadikan fogging (pengasapan) sebagai cara utama mengusir nyamuk DBD.
Oleh karena itu jajaran eksekutif terkait perlu menjelaskan apakah fogging merupakan cara efektif atau tidak.
"Apakah ada alternatif lain yang harus dikampanyekan oleh pemerintah daerah," ujarnya.
Ides kembali menegaskan kasus DBD di daerahnya harus segera ditangani, jangan sampai menjadi kejadian luar biasa (KLB).
Ia lantas menyarankan Pemkab Aceh Singkil, memberikan surat edaran sampai ke tingkat desa cara penanganan dan pencegahannya.
"Jangan sampai ada kasus yang meninggal," kata Ketua Fraksi NasDem DPRK Aceh Singkil tersebut.
Baca juga: Kasus DBD di Aceh Singkil Umumnya Demam Dengue, Begini Penjelasan Dokter
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh Singkil, Surkani, tidak menampik jika kesadaran menjaga kebersihan di daerahnya masih relatif kurang.
"Kalau kita lihat trend terkait kesadaran menjaga kebersihan lingkungan di Kabupaten Aceh Singkil masih relatif kurang," kata Surkani, Rabu (3/9/2025).
Ia juga mengakui paradigma bahwa sampah adalah tanggung jawab orang lain masih belum hilang.
Padahal persoalan sampah terutama kebersihan di lingkungan tempat tinggal merupakan tanggung jawab bersama.
Terkait hal itu, Dinas Lingkungan Hidup Aceh Singkil, berusaha melakukan edukasi kepada masyarakat dalam meningkatkan kesadaran hidup bersih.
Dengan menyasar kalangan pelajar agar memiliki kesadaran sejak usia dini bahwa menjaga kebersihan merupakan tanggung jawab bersama.
"Upaya yang dilakukan adalah sosialisasi dan kampanye tentang prilaku hidup bersih yang kita lakukan ke sekolah sekolah sejak mulai SD, SMP dan SLTA/sederajat," kata Surkani.
Masyarakat umum juga tidak luput dari sasaran kampanye. Terutama edukasi memilah sampah dari sumbernya. Seperti sampah rumah tangga, pertokoan, sekolah, kantor dan lain-lain.
Untuk membudayakan jaga kebersihan lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil juga telah keluarkan surat edaran tentang Jumat bersih.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Aceh Singkil, Mursal SKM MMKes, Kamis (4/9/2025) menyatakan telah melakukan sejumlah langkah penanggulangan DBD.
Antara lain melakukan fogging di tempat tinggal serta lingkungan sekitar pasien.
Fogging merupakan tindakan pengasapan dengan menggunakan insektisida untuk membunuh nyamuk dewasa, terutama yang menjadi vektor penyakit seperti DBD.
"Fogging dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP)," kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Singkil, Mursal.
Berikutnya menurut Mursal, pihaknya telah instruksikan Puskesmas agar imbau warga melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Langkah lain yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Aceh Singkil, melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) ke rumah pasien dan lingkungan sekitar pasien.
Kemudian melakukan survei jentik nyamuk. Setelah jentik nyamuk ditemukan, maka melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
"Saat PE petugas melakukan promosi kepada masyarakat dan menjelaskan kepada keluarga pasien agar bisa melakukan pemantauan jentik di setiap tempat penampungan air seperti tong penyimpanan air, bak mandi dan lain-lain," jelas Mursal.
Promosi yang dimaksud Mursal adalah promosi kesehatan, yakni proses yang dirancang untuk memberdayakan individu dan masyarakat agar dapat meningkatkan dan mempertahankan kesehatan.
Pada bagian lain Mursal berharap kepala desa bisa melaksana surat edaran Jumat bersih yang telah dikeluarkan Pemkab Aceh Singkil. Sebab kunci utama mencegah DBD menjaga kebersihan lingkungan.
"Kalau petugas kami, Insya Allah setiap Jumat melaksanakan gotong royong. Hanya saja tidak cukup harus ada keterlibatan bersama," ujarnya.
Mursal juga mengingatkan pentingnya melaksanakan program 3M secara rutin untuk mencegah jentik nyamuk berkembang biak, yaitu menguras, menutup dan mendaur ulang atau menimbun barang bekas. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.