Liputan Eksklusif Aceh
Aceh Singkil Endemik Demam Berdarah, Ini Penyebab dan Cara Pencegahannya
Menurut Raja Maringin, faktor yang mempengaruhi endemik DBD adalah iklim, lingkungan, mobilitas penduduk, dan kepatuhan.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Saifullah
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Kabupaten Aceh Singkil kini merupakan daerah endemik demam berdarah dengue (DBD).
Endemik lantaran penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti yang sebelumnya tertular virus dengue tersebut terus-menerus ada di wilayah itu.
"DBD di Aceh Singkil sudah endemik," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh Singkil, Muhammad Raja Maringin.
Menurut Raja Maringin, faktor yang mempengaruhi endemik adalah iklim, lingkungan, mobilitas penduduk, dan kepatuhan.
Kabupaten Aceh Singkil diketahui beriklim tropis.
Pada iklim tropis, biasanya rentan terhadap penyakit DBD.
Baca juga: Ruam di Kulit Bukan Satu-satunya Gejala Demam Berdarah, Ini Penjelasan dr Tri Patriyuni
Lingkungan penyebab DBD utamanya adalah tempat-tempat yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
Faktor lingkungannya meliputi genangan air jernih di bak mandi, tempayan, kaleng, atau barang bekas lainnya.
Lalu sanitasi buruk seperti sampah menumpuk, kondisi lingkungan lembab, dan banyak tempat berlindung, serta ventilasi dan pencahayaan yang kurang baik.
Perubahan iklim seperti suhu dan curah hujan tinggi juga berperan dalam meningkatkan populasi nyamuk.
Sedangkan mobilitas penduduk menjadi penyebab DBD karena orang yang terinfeksi dapat membawa virus dengue.
Terakhir kepatuhan masyarakat dalam menerapkan tindakan pencegahan, terutama kebersihan lingkungan dan pemberantasan sarang nyamuk di Aceh Singkil, masih minim.
Baca juga: Cegah DBD, Puskesmas Singkil Utara Kolaborasi dengan Kelompok Wirid Kaum Ibu
Lantas seperti apa langkah yang harus dilakukan warga Aceh Singkil?
Mulailah dengan menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu, obat anti nyamuk, dan pakaian pelindung.
Langkah paling penting menjaga kebersihan lingkungan serta menggalakkan gerakan ‘3M’.
Yaitu menguras dan membersihkan tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, ember dan vas bunga.
M berikutnya menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti tempat penampungan air minum, drum, dan lain-lain agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Langkah M ketiga yaitu mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan, seperti kaleng bekas, botol bekas, ban bekas, dan lain-lain.
Baca juga: Data Kasus DBD Per Bulan dan Kelompok Umur di Aceh Singkil
Pihak Dinas Kesehatan Aceh Singkil, sendiri telah melakukan sejumlah langkah penanggulangan DBD.
Antara lain melakukan fogging di tempat tinggal serta lingkungan sekitar pasien.
Fogging merupakan tindakan pengasapan dengan menggunakan insektisida untuk membunuh nyamuk dewasa, terutama yang menjadi vektor penyakit seperti DBD.
Vektor penyakit yaitu organisme hidup, biasanya serangga atau hewan, yang dapat menularkan patogen penyebab penyakit dari satu inang (manusia atau hewan) yang terinfeksi ke inang lain yang rentan.
"Fogging dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP)," kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Singkil, Mursal, SKM, MKes.
Berikutnya, menurut Mursal, pihaknya telah instruksikan puskesmas agar imbau warga melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Baca juga: 7 Penyakit yang Dapat Diobati dengan Daun Pepaya: Demam Berdarah, Gula Darah hingga Kanker
Langkah lain yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Aceh Singkil yakni, melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) ke rumah pasien dan lingkungan sekitar pasien.
Kemudian melakukan survei jentik nyamuk. Setelah jentik nyamuk ditemukan, maka melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
"Saat PE, petugas melakukan promosi kepada masyarakat dan menjelaskan kepada keluarga pasien agar bisa melakukan pemantauan jentik di setiap tempat penampungan air seperti tong penyimpanan air, bak mandi dan lain-lain," jelas Mursal.
Promosi yang dimaksud Mursal adalah promosi kesehatan, yakni proses yang dirancang untuk memberdayakan individu dan masyarakat agar dapat meningkatkan dan mempertahankan kesehatan.
Namun, diakui Kadinkes, pencegahan DBD tidak bisa dilakukan melalui tindakan reaktif.
Melainkan sebaiknya-baiknya dengan tindakan preventif.
Baca juga: Kasus DBD di Aceh Singkil Umumnya Demam Dengue, Begini Penjelasan Dokter
Sayangnya kesadaran masyarakat masih minim.
"Masyarakat masih beranggapan dengan fogging masalah selesai, padahal tidak," kata Mursal.
Pada bagian lain, Mursal mengatakan, pihaknya mendapat dukungan penuh dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh dalam penangan DBD.
Hanya saja, sekali lagi, pencegahan DBD tidak bisa dilakukan oleh Dinas Kesehatan saja.
Tapi peran serta dan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan kunci utamanya.
Terkait hal itu, Mursal berharap kepala desa bisa melaksanakan surat edaran ‘Jumat Bersih’ yang telah dikeluarkan Pemkab Aceh Singkil.
Sebab kunci utama mencegah DBD menjaga kebersihan lingkungan.
"Kalau petugas kami, insya Allah setiap Jumat melaksanakan gotong royong. Hanya saja tidak cukup harus ada keterlibatan bersama," ujarnya.
Mursal juga mengingatkan pentingnya melaksanakan program ‘3M’ secara rutin untuk mencegah jentik nyamuk berkembang biak, yaitu menguras, menutup dan mendaur ulang atau menimbun barang bekas.
Untuk diketahui, kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi lonjakan di Kabupaten Aceh Singkil.
Data Dinas Kesehatan Aceh Singkil menyebutkan, periode Januari sampai Agustus 2025, tercatat sudah ditemukan 108 kasus DBD.
Angka itu naik lebih dari tiga kali lipat dibanding 2024, yang tercatat hanya 31 kasus DBD.
Pada awal tahun, kasus DBD mulai ditemukan 20 Januari 2025 di Desa Rimo, Kecamatan Gunung Meriah.
Setelahnya menyebar di sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Singkil.
Masing-masing Kecamatan Simpang Kanan 43 kasus, Gunung Meriah 38 kasus, Singkil Utara 11 kasus, Singkil 10 kasus, dan Kecamatan Pulau Banyak 2 kasus.
Lalu Kecamatan Singkohor, Suro, Kuala Baru dan Kecamatan Danau Paris, masing-masing 1 kasus.(*)
Liputan Eksklusif Aceh
Demam Berdarah Dengue (DBD)
demam berdarah
Aceh Singkil Endemik DBD
Dinkes Aceh Singkil
Aceh Singkil
Serambi Indonesia
Serambinews.com
Kesadaran Warga Aceh Singkil Jaga Kebersihan Lingkungan Minim, Jadi Faktor Pemicu DBD |
![]() |
---|
Ruam di Kulit Bukan Satu-satunya Gejala Demam Berdarah, Ini Penjelasan dr Tri Patriyuni |
![]() |
---|
Dinkes Aceh Singkil Diminta Gencarkan Edukasi Gejala DBD |
![]() |
---|
Ketua Komisi IV DPRK Aceh Singkil Ingatkan Pemkab Serius Tangani DBD |
![]() |
---|
DBD Mendera Aceh Singkil, Jumlah Kasus Naik 3 Kali Lipat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.