Liputan Eksklusif Aceh

Ketua Komisi IV DPRK Aceh Singkil Ingatkan Pemkab Serius Tangani DBD 

DBD, sebutnya, tergolong penyakit berbahaya sehingga harus dilakukan penangan secara serius.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
DBD - Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Singkil, dr Desra Novianto meminta pemerintah serius menangani demam berdarah deunge di kabupaten tersebut. 

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil 

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Singkil, dr Desra Novianto mengingatkan agar Pemkab setempat serius dalam menangani kasus demam berdarah dengue (DBD). 

Sebab DBD tergolong penyakit berbahaya sehingga harus dilakukan penanganan segera secara serius. 

Terutama langkah pencegahan atau preventif. Jangan sampai sudah muncul kasus baru dilakukan penanganan. 

"Kami meminta pemerintah melakukan upaya penanganan penuh dengan meningkatnya kasus DBD," kata Ides, sapaan akrab Desra.

Ides yang merupakan seorang dokter mengatakan DBD disebabkan infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. 

DBD, sebutnya, tergolong penyakit berbahaya sehingga harus dilakukan penangan secara serius. Dengan melakukan proses pencegahan, pengobatan dan pemulihan sebaik mungkin.

Penanganan prioritas sebutnya harus dilakukan di kecamatan dengan kasus DBD tinggi. "Jangan sampai terkena dulu baru dilakukan penanganan," tegasnya.

Baca juga: DBD Mendera Aceh Singkil, Jumlah Kasus Naik 3 Kali Lipat

Ketua Komisi IV DPRK Aceh Singkil, meminta pemerintah daerah khusus Dinas Kesehatan, jajaran Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu) dan lintas sektor terkait mengutamakan tindakan preventif atau pencegahan dari pada kuratif atau pengobatan dalam penangan DBD.

Politisi partai Nasdem itu menegaskan untuk melakukan tindakan preventif maka instansi terkait harus memberikan perhatian besar terhadap proses edukasi kepada masyarakat.

Masyarakat sebutnya perlu edukasi agar peduli dan terlibat dalam proses pencegahan. 

Misalnya dengan kampanye membersihkan dan menutup penampungan air, memanfaatkan daur ulang barang bekas, serta mencegah gigitan nyamuk. 

Kemudian kampanye pentingnya rutin menguras bak mandi, genangan air dan memasang kawat kasa pada jendela serta langkah pencegahan lainnya. 

Menurut Ides, edukasi sangat penting sebab saat ini masyarakat masih menjadikan fogging (pengasapan) sebagai cara utama mengusir nyamuk DBD

Oleh karena itu jajaran eksekutif terkait perlu menjelaskan apakah fogging merupakan cara efektif atau tidak. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved