Breaking News

Cahaya Aceh

Aceh Film Festival 2025 Resmi Ditutup, Sukses Merayakan Sinema Dunia dan Lokal

Festival film ini berhasil menghadirkan ruang apresiasi bagi sineas muda, pelaku industri film, dan penikmat sinema dari berbagai daerah.

|
Editor: Amirullah
For Serambinews.com
Aceh Film Festival (AFF) 2025 

SERAMBINEWS.COM - Rangkaian Aceh Film Festival (AFF) 2025 resmi ditutup pada malam puncak Closing & Awarding Night yang digelar di venue utama Theater Library dan Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Sabtu (6/9).

Festival film ini berhasil menghadirkan ruang apresiasi bagi sineas muda, pelaku industri film, dan penikmat sinema dari berbagai daerah.

Mengusung tema “Stratagem” yang berarti Siasat. Pemilihan tema ini bermaksud menggambarkan strategi dan kreativitas para pelaku seni di Aceh dalam berkarya di tengah berbagai tantangan, keterbatasan, dan penolakan.

Sehingga ‘stratagem’ hadir bukan sekedar simbol perjuangan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi untuk terus berinovasi dan berkembang dalam dunia sinema. 

Dalam kegiatan ini turut hadir Wakil Kementerian Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal, dan Walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Jamal.

Para Dewan Juri juga ikut hadir diantaranya Philip Cheah, Sugar Nadia, Putra Hidayatullah, Putri Purnama Sugua, Sofia Setyorini dan Fauzan Santa. 

Baca juga: Hari Ini Empat Tahun Meninggalnya Mantan Wali Kota Subulussalam Merah Sakti

Jamaluddin Phonna, Direktur Festival,  menjelaskan bahwa Persiapan Aceh Film Festival sudah dimulai sejak bulan Juli lalu, yaitu pelaksanaan Pelatihan Programmer Layar Tancap di 5 kabupaten yaitu Aceh Besar, Pidie, Bireun, Aceh Tengah dan Lhokseumawe.

 “Dari keseluruhan kabupaten ini, ada kurang lebih 8000 penonton yang hadir pada kegiatan Gampong Film (layar tancap), dan banyak UMKM yang juga ikut meramaikan, sehingga kegiatan ini tidak hanya mengedukasi, tapi juga  bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Selain itu, ada enam karya film dari pelajar Aceh yang ikut berpartisipasi pada Aceh Documentary Competition.

Sedangkan untuk Internasional Film Competition ada 3023 film dari 120 negara yang masuk ke Aceh Film Festival dan komite  selektor kami memilih 23 film yang diputar dan bisa disaksikan oleh para penonton”, ujar Jamal. 

Jamal mengakui bahwa banyak peningkatan pada festival tahun ini yang bisa menjadi semangat dalam menjadikan film sebagai barang yang inklusif di Aceh.

Aceh memang belum memiliki tempat yang representatif untuk menyaksikan film, dan kapasitas ruang teater juga belum memadai sehingga perlu adanya pembatasan jumlah penonton yang ikut masuk.

Namun hal ini cukup membuktikan, bahwa minat penonton, penikmat dan penggiat  film di Aceh ini cukup tinggi dan fasilitas kita belum cukup untuk menampungnya. 

“Sehingga besar harapannya kepada seluruh tamu yang hadir terutama para pemangku kebijakan yang ikut serta dalam kegiatan Aceh Film Festival ini bisa berpijak dan  mendukung yang lebih kepada para penggiat film yang ada di Aceh, terkhususnya di kota Banda Aceh sebagai ibukota. Harapannya, kita di Banda Aceh bisa memiliki gedung film yang bisa menjadi tempat menonton, produksi, sehingga karya-karya  para sineas Aceh memiliki tempat untuk ditayangkan. Karna film tidak semata hanya hiburan, namun juga ruang pengetahuan”, lanjut Jamal. 

Baca juga: TNI Tembak TNI di Keerom Papua, Praka Petrus Muenda Tewas Ditembak Komandan Tim, Pelaku Ditangkap

AFF 2025 menjadi wadah kreatif untuk mengangkat keberagaman cerita, budaya, dan isu sosial melalui medium film. Selama lima hari penyelenggaraan, festival ini menghadirkan 36 film pilihan dari belahan dunia di dengan total 2500 penonton yang terbagi dalam beberapa program yaitu:

● Internasional Film Dokumenter dan Internasional Film Fiksi,

●  NGOFI (Ngobrol Film) bersama para sineas,

● Nostalgia yaitu pemutaran arsip film yang menceritakan masa konflik Aceh dan Diskusi, 

● Aceh Documentary Competition yaitu film karya pelajar Aceh, 

● AFLAMU yaitu program pemutaran film dari Timur Tengah dan Diskusi dengan Sutradara, 

● Layeu Aceh yaitu pemutaran film program eksebisi dan apresiasi untuk karya filmmaker Aceh, 

● Balee komunitas merupakan program FGD para penggiat film diseluruh Aceh, yang tergabung dalam komunitas film

Malam puncak ini ditutup dengan penyerahan penghargaan kepada para pemenang dari berbagai kategori kompetisi film. Beberapa kategori utama yang diumumkan di antaranya:

● Film Dokumenter Terbaik Kategori Aceh Documentary Competition – [ Tarian Gajah, Sutradara Dhaifani - Aceh Tengah]

● Film Dokumenter Terbaik  Kategori Aceh Documentary Competition – [Jojo, Sutradara Rina Maghfira S - Pidie]

● Internasional Film Dokumenter – [ Mama Jo, Sutradara Ineu Rahmawati - Indonesia]

● Internasional Film Fiksi - [Not Buried Yet, Sutradara Alkaseem Ahmad - Syrian Arab Republik]

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia mengungkapkan bahwa, “Meskipun saya baru hadir di penghujung acara, saya bisa merasakan vibesnya, Aceh Film Festival ini luar biasa. Dari karya film yang ditampilkan sangat menunjukkan keragaman dan kayanya kebudayaan daerah masing-masing. Saat  ini sangat luar biasa untuk meningkatkan industri perfilman Indonesia seperti  kita melihat film- film dari Syria, dibalik keterbatasan para sineas tersebut berhasil menciptakan karya yang dahsyat dan menakjubkan. Tentunya para sineas Indonesia juga pasti bisa melakukannya,” ujar Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Aceh juga menyampaikan bahwa, “Aceh Film Festival bukan sekedar festival tapi juga ruang kolaborasi dan meningkatkan solidaritas. Tema yang diusungkan berhasil yaitu siasat dalam berkarya di tengah keterbatasan serta strategi untuk terus berkembang. Melihat banyaknya partisipasi, menunjukkan bahwa Aceh sudah hadir di peta perfilman dunia,” lanjut Almuniza Kamal, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Aceh. 

Dengan suksesnya penyelenggaraan AFF 2025, panitia berharap festival ini menjadi ruang berkelanjutan bagi lahirnya karya-karya baru dan kolaborasi kreatif antar-sineas.

Aceh Film Festival 2025 telah membuktikan bahwa perfilman Aceh terus berkembang pesat dan menjadi bagian penting dari peta perfilman nasional.

Tentang Aceh Film Festival (AFF)

Aceh Film Festival adalah festival film tahunan yang sudah ada sejak 2015  bertujuan memajukan ekosistem perfilman di Aceh dan memperkenalkan karya-karya sineas lokal ke tingkat nasional maupun internasional.

AFF menjadi ruang bagi para pembuat film, penonton, dan praktisi industri untuk saling bertukar gagasan dan pengalaman melalui film.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved