Banda Aceh
Terima Kunjungan Dubes Uni Eropa, Wagub Fadhlullah Cerita Soal Realisasi MoU Helsinki
“Apa yang telah disepakati di Helsinki harus tetap menjadi komitmen pemerintah pusat. Kami berharap Uni Eropa dapat...
Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Rianza Alfandi | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, menerima kunjungan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Denis Chaibi, bersama Minister Counsellor/Parliamentary Affairs, Antoine Ripoll, di Kantor Gubernur Aceh, Selasa (9/9/2025).
Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka memperingati 20 tahun terbentuknya Aceh Monitoring Mission (AMM), misi Uni Eropa yang dibentuk untuk memantau pelaksanaan MoU Helsinki pada 2005 silam.
Dalam sambutannya, Wagub Fadhlullah menyampaikan apresiasi mendalam atas kehadiran perwakilan Uni Eropa ke Provinsi Aceh. Ia mengenang peran besar Uni Eropa dalam mengawal perdamaian Aceh pasca MoU Helsinki, yang menurutnya telah memberi kontribusi penting dan berdampak nyata bagi masyarakat Aceh.
"Aceh sangat berkomitmen menjaga perdamaian. Selama 20 tahun terakhir, tidak ada lagi konflik yang terjadi. Perdamaian ini bahkan bisa menjadi contoh bagi dunia,” kata Fadhlullah.
Ia mengakui masih ada sejumlah poin dari kesepakatan MoU yang belum sepenuhnya terlaksana. Fadhlullah menilai pemerintah pusat hingga kini belum sepenuhnya mengeluarkan regulasi yang sesuai dengan isi MoU Helsinki.
Karena itu, Fadhlullah berharap Uni Eropa dapat menyampaikan hal ini kepada pemerintah pusat agar penyempurnaan regulasi dapat segera diwujudkan.
“Apa yang telah disepakati di Helsinki harus tetap menjadi komitmen pemerintah pusat. Kami berharap Uni Eropa dapat melobi pemerintah pusat untuk penyempurnaan regulasi ini,” ujarnya.
Selain menyoroti isu regulasi, Fadhlullah juga mengajak negara-negara anggota Uni Eropa untuk berinvestasi di Aceh. Menurutnya, Aceh memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, mulai dari minyak dan gas, emas, kopi, hingga komoditas unggulan seperti nilam.
“Potensi besar ini dapat menarik minat investor asing jika didukung oleh regulasi yang lebih jelas dan stabilitas perdamaian yang terus terjaga,” tegasnya.
Baca juga: Haornas 2025, Wagub Fadhlullah Ajak Warga Aceh Jadikan Olahraga Sebagai Gaya Hidup
Sementara itu, Dubes Uni Eropa, Denis Chaibi, menyampaikan kebanggaannya melihat perkembangan perdamaian di Aceh. Ia menilai capaian perdamaian selama dua dekade terakhir merupakan prestasi besar yang perlu terus dijaga.
Ia juga menegaskan bakal melaporkan kepada Uni Eropa bahwa perdamaian di Aceh selama 20 tahun ini berjalan dengan sangat baik.
Dalam kesempatan yang sama, Antoine Ripoll menyoroti pentingnya pengembangan generasi muda Aceh, khususnya dalam bidang pendidikan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Ia menyampaikan bahwa Uni Eropa siap bekerja sama di bidang tersebut agar anak muda Aceh memiliki kesempatan lebih luas untuk belajar dan mengembangkan diri demi masa depan Aceh yang lebih baik.
Dalam pertemuan itu turut hadir Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA) serta jajaran SKPA terkait.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.