Serambi Spotlight

Peran Besar Ulama Aceh, dari Masa Sultan Iskandar Muda

 “Ada yang mengatakan sebenarnya yang memimpin bukan sultanah, tapi para ulama lewat lembaga khusus itu,” katanya.

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Nurul Hayati
Tangkapan Layar YouTube Serambinews
Serambi Spotlight-Ketua Umum DPP Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk Mustafa Husen Woyla, S.Pd, menjadi narasumber pada Podcast Serambi Spotlight dengan tema " “Peran Ulama Dayah Membangun Aceh”, Podcast tersebut disiarkan secara lansung melalui YouTube Serambinews.com, dipandu oleh News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M. Ali pada Selasa (16/9/2025). 

Peran Besar Ulama Aceh, Dari Masa Sultan Iskandar Muda

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Ulama sejak dulu memiliki peran besar dalam membangun Aceh, bahkan menjadi rujukan utama sultan dalam mengambil kebijakan.

Hal ini disampaikan Ketua Umum DPP Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk Mustafa Husen Woyla, S.Pd dalam Podcast Serambi Spotlight dengan tema “Peran Ulama Dayah Membangun Aceh” yang dipandu oleh Bukhari M Ali, News Manajer Serambi Indonesia, pada Selasa (16/9/2025).

Menurut Tgk Mustafa, peran ulama sangat terlihat pada masa Sultan Iskandar Muda dan Sultan Iskandar Tsani pada abad ke-16 dan 17.

“Ulama diberi ruang khusus di istana, ada pengajian rutin, bahkan setiap kebijakan sultan selalu dimusyawarahkan dengan ulama. Jadi ulama adalah tempat pertama kali ditanya sebelum keputusan diambil,” jelasnya.

Ia menambahkan, ketika Aceh dipimpin Sultanah, lembaga Qadhi Malik al-Adil bahkan berperan sebagai penentu keputusan penting.

 “Ada yang mengatakan sebenarnya yang memimpin bukan sultanah, tapi para ulama lewat lembaga khusus itu,” katanya.

Namun, kondisi berubah drastis setelah masuknya kolonial Portugis, Belanda, hingga Jepang.

Peran ulama mulai dipersempit, hanya di dayah atau masjid.

 “Tatanan yang dibangun berabad-abad porak poranda, ulama dan ulee balang diadu domba. Sebagian ulee balang dianggap mesra dengan Belanda, meski ada juga yang melawan,” ungkap Tgk Mustafa.

Dalam perjalanan sejarah, ulama tetap hadir sebagai penentu arah bangsa.

 Ia mencontohkan peran Abu Chik di Tiro dan Abu Daud Beureueh dalam perjuangan, hingga Abu Krueng Kale dan Abu Muda Wali yang menyatakan Soekarno sah menjadi presiden dalam sidang di Cipanas.

“Itu peran pertama dalam mmbangun atau sebagai asas negara Indonesia, mereka punya peran, khususnya ulama aceh ya. itu dalam peran nusantara,” pungkasnya. (an)

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

Baca juga: Tgk Mustafa Husen Woyla Terpilih Kembali Nahkodai ISAD Aceh Periode 2025–2030

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved