Breaking News

Berita Aceh Singkil

Bawaslu Aceh Singkil Awasi Coktas, Ditemukan Data Pemilih Meninggal Ternyata Masih Hidup

Bawaslu Kabupaten Aceh Singkil melakukan pengawasan melekat terhadap pencocokan dan penelitian terbatas (Coktas) data pemilih

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/HO
ACEH SINGKIL - Ketua Bawaslu Aceh Singkil, Syamsul Arifin (kiri) saat melakukan pengawasan pencocokan dan penelitian terbatas (Coktas) data pemilih yang dilakukan KIP setempat, di Gunung Meriah, Rabu (24/9/2025). 

Penulis: Dede Rosadi I Aceh Singkil 

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Aceh Singkil melakukan pengawasan melekat terhadap pencocokan dan penelitian terbatas (Coktas) data pemilih yang dilakukan KIP setempat.

Coktas tersebut data pemilih itu dilakukan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Singkil pada 24 sampai 26 September 2025 di sembilan dari 11 kecamatan di daerah itu.

Sedangkan dua kecamatan lagi yaitu Kecamatan Pulau Banyak dan Pulau Banyak Barat akan dijadwalkan kemudian.

Ketua Bawaslu Aceh Singkil H Syamsul Arifin, SH mengatakan pengawasan untuk memastikan proses pendataan benar-benar di laksanakan secara langsung di lapangan.

"Hal ini penting untuk memverifikasi data pemilih yang tidak memenuhi syarat dan yang memenuhi syarat," ujarnya.

Baca juga: Pelabuhan Anak Laut Serap Ratusan Pekerja dari Tiga Desa di Aceh Singkil 

Salah satunya ketika KIP Aceh uji sampel data yang bersumber dari sensus BPJS dan BPS di Kecamatan Gunung Meriah.

Dalam sensus tersebut ada warga yang dinyatakan meninggal dunia. Namun setelah dicek ke lokasi ternyata masih hidup. 

"Setelah kami dan KIP Aceh Singkil turun ke Desa Lae Butar salah satu warga yang di nyatakan meninggal dunia bernama Asrial ternyata masih hidup dan masih bekerja," ujar Syamsul. 

Begitu juga warga Tanah Bara, bernama Samsudin Malau masih hidup.

"Dari 6 hasil sensus BPS dan BPJS yang dinyatakan meninggal dunia uji sampel KIP 1 orang yang akurat meninggal dunia atas nama Walter Nainggolan warga Blok 31, selebihnya masih hidup," jelas Syamsul.

Menariknya lagi dua data pemilih anomali usia diatas 100 tahun atas nama Amrin penduduk Tanah Bara dan Taeda warga Panjaitan, Kecamatan Gunung Meriah. 

Baca juga: 37 Tahun Shalat Jumat di Dua Masjid, Kini Masyarakat Jeungki Aceh Timur Sepakat Bersatu

Ketika Bawaslu mengawasi KIP Aceh Singkil mendatangi rumahnya untuk uji sampel, Amrin yang telah berusia 103 tahun dalam kondisi sehat walafiat.

Sedangkan Taeda sudah meninggal beberapa bulan lalu. 

Terus melakukan pengawasan

Menurut Syamsul pihaknya akan terus melakukan pengawasan melekat terhadap pelaksanaan coktas pada seluruh sampel yang telah ditentukan KIP Aceh Singkil.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved