Berita Bireuen

Dosen UNIKI Bireuen Latih Peternak Blang Beururu Cara Pemisahan Kotoran Ternak

Penerapan Teknologi Pemisahan Limbah Padat Dan Cair Pada Kandang Kambing Untuk Mendukung Peternakan Ramah Lingkungan

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/HO
BIREUEN - Kandang ternak warga di kawasan Blang Beururu, Peudada Bireuen lokasi pengabdian dosen UNIKI program hibah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tahun 2025. 

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Sejumlah dosen Fakultas Sains Pertanian dan Peternakan (Faperta) Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) turun ke Blang Beururu, Peudada Bireuen sejak beberapa waktu lalu hingga  Selasa (23/9/2025). 

Kehadiran para dosen ke kawasan tersebut merupakan program pengabdian melatih peternak program kerjasama dengan tema  “Penerapan Teknologi Pemisahan Limbah Padat Dan Cair Pada Kandang Kambing Untuk Mendukung Peternakan Ramah Lingkungan,”.  

Syah Iskandar MH selaku ketua tim kepada Serambinews.com, Selasa (23/9/2025) mengatakan, pelatihan cara memisahkan kotoran ternak merupakan program pengabdian yang dilaksanakan di Gampong Blang Beururu didanai  Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tahun 2025.

Baca juga: 41 Mahasiswa Fakultas Hukum UNIKI Bireuen Yudisium, Tiga Raih Predikat Cumlaude

Proses awal dari program kerja tersebut katanya adalah dengan melakukan survei secara langsung untuk melihat kondisi dari kandang kambing yang dan juga menghitung ukuran dari kendang kambing beberapa waktu lalu.

Selain itu, tim pengabdian UNIKI juga berbincang-bincang dengan warga sekitar terkait potensi ekonomi dari kotoran kambing yang dijadikan pupuk.

Baca juga: 37 Tahun Shalat Jumat di Dua Masjid, Kini Masyarakat Jeungki Aceh Timur Sepakat Bersatu

Selanjutnya setelah survei awal selesai, tim mempersiapkan alat yang dapat digunakan sebagai pemisah kotoran padat dan cair pada kandang kambing dengan persiapan. 

Adapun bahan-bahan yang akan digunakan mulai dari kayu, pipa, paranet, dan talang air sebagai bidang miring sebagai alat utama pemisah kotoran kambing.

Permasalahan utama yang dihadapi kelompok peternak di wilayah mitra adalah kondisi lingkungan kandang yang tidak higienis akibat pencampuran limbah ternak, baik feses maupun urin, yang menumpuk dan menyebabkan kandang menjadi becek, lembap, serta berbau menyengat.

Situasi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar, tetapi juga berpotensi menurunkan kesehatan dan produktivitas ternak.

Sebagai solusi, diterapkan sistem pemisahan limbah ternak yang dirancang untuk memisahkan feses dan urin sejak dari sumbernya. 

Baca juga: VIDEO TPNPB-OPM Tantang TNI-Polri! Setelah Klaim Membunuh Seorang TNI di Korowai

Sistem ini dilengkapi dengan lantai kandang model panggung dan saluran khusus untuk mengalirkan urin ke penampungan terpisah. 

Limbah yang telah dipisahkan selanjutnya dimanfaatkan melalui proses pengolahan menjadi pupuk organik, baik dalam bentuk padat maupun cair, menggunakan teknologi sederhana seperti komposter dan fermentasi anaerob.

Tahapan implementasi program dimulai dengan pelatihan kepada peternak mengenai pentingnya sanitasi kandang dan teknik perawatan lingkungan yang sehat. 

Kegiatan dilanjutkan dengan pembangunan saluran urin dan penyusunan sistem pemisahan limbah. 

Produksi pupuk cair dan padat

Setelah infrastruktur dasar selesai, dilakukan pembuatan unit fermentasi dan komposter sebagai
sarana pengolahan limbah. 

Baca juga: Mahasiswa Unimal Ubah Buah Pisang Jadi Biskuit

Terakhir, mitra diberikan pelatihan teknis mengenai proses produksi pupuk cair dan padat yang dapat digunakan sendiri atau dijual sebagai produk bernilai ekonomis.

Dengan pendekatan ini, diharapkan tercipta sistem peternakan yang lebih higienis, ramah lingkungan, serta mampu meningkatkan efisiensi usaha dan pendapatan peternak melalui diversifikasi produk.

Firnanda selaku ketua dan pemilik kendang kambing sangat menyambut baik program pengabdian masyarakat UNIKI ini, mengingat selama ini kotoran kambing dibiarkan menumpuk dibawah kendang yang berakibat menurunya proses penggemukan ternak. (*)

Baca juga: Tambah Cuan, Warga Aceh Besar Sulap Ampas Kopi Jadi Briket

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved