Teknologi pertanian

Unimal Ajarkan Pertani Aceh Utara Cara Meningkatkan Kualitas Tanah Sawah dengan Teknologi Pirolisis

Petani di Aceh Utara kini punya harapan baru untuk mengatasi penurunan kualitas tanah dan serangan hama.

|
Penulis: Jafaruddin | Editor: Safriadi Syahbuddin
FOR SERAMBINEWS.COM
TEKNOLOGI PIROLISIS - Petani di Desa Cot Keumuneng, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara mengikuti kegiatan penerapan teknologi pirolisis ramah lingkungan untuk mengatasi penurunan kualitas tanah dan serangan hama yang diadakan tim dosen dan mahasiswa Unimal. 

“Semakin pekat konsentrasi asap cair, semakin tinggi efektivitasnya dalam membasmi hama seperti serangga dan rayap kayu,” ungkap Prof Adi dalam siaran pers yang diterima Serambinews.com, Jumat (3/10/2025).  

Kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi alat retort kiln, mulai dari pemasukan bahan baku biomassa hingga proses terbentuknya bioarang, asap cair, dan syngas.

Proses ini berlangsung sekitar satu jam dan mendapat antusiasme tinggi dari warga karena mereka dapat menyaksikan langsung bagaimana teknologi Pirolisis bekerja.

Kegiatan ditutup dengan pembagian bioarang dan asap cair kepada warga desa untuk langsung diuji coba pada lahan pertanian mereka.

“Harapan kami, teknologi Pirolisis ini dapat membantu masyarakat Cot Keumuneng dalam meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi ketergantungan pada pupuk dan pestisida kimia, sekaligus menjadi solusi ramah lingkungan untuk mengatasi serangan hama,” ujar Prof Adi.

Prodi MTET Unimal berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi teknologi terbarukan yang bermanfaat langsung bagi masyarakat, sejalan dengan visi pengabdian dan keberlanjutan lingkungan.

Sekilas tentang Pirolisis

Pirolisis adalah suatu proses penguraian bahan organik dengan menggunakan panas tinggi pada kondisi tanpa atau dengan sedikit oksigen.

Proses ini bekerja pada suhu sekitar 300–700 °C sehingga bahan-bahan seperti jerami, sekam padi, ranting kayu, atau limbah pertanian lainnya dapat terurai menjadi tiga produk utama, yaitu biochar (arang hayati), bio-oil, dan syngas (gas sintetis).

Biochar dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas tanah karena mampu meningkatkan daya simpan air, menstabilkan pH, serta menjaga ketersediaan unsur hara sehingga mendukung pertumbuhan tanaman.

Sementara itu, bio-oil dapat menjadi bahan bakar alternatif, dan syngas bisa digunakan sebagai sumber energi terbarukan.

Dalam bidang pertanian, penerapan teknologi pirolisis sangat bermanfaat karena tidak hanya mengatasi masalah penurunan kualitas tanah, tetapi juga membantu mengurangi serangan hama.

Biochar yang dihasilkan dapat memperkaya tanah dengan mikroorganisme baik yang mendukung ketahanan tanaman terhadap penyakit, sedangkan cairan hasil samping pirolisis tertentu bisa dimanfaatkan sebagai pestisida alami.

Selain itu, teknologi ini menjadi solusi ramah lingkungan untuk mengelola limbah pertanian, karena sisa-sisa panen tidak lagi dibakar secara terbuka, melainkan diolah menjadi produk bernilai tambah.

Dengan demikian, pirolisis dapat menjadi strategi berkelanjutan yang mendukung produktivitas pertanian sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved