Info Abdya

Pemkab Abdya Ingatkan Semua Pihak Pentingnya Kesehatan Jiwa 

Sehat jiwa, kata Amrizal, berarti seseorang mampu menjaga kestabilan emosi, memiliki konsep diri yang positif, mampu menjalin hubungan sosial yang bai

Penulis: Masrian Mizani | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/MASRIAN
KESEHATAN JIWA - Plt Sekda Aceh Barat Daya (Abdya) Amrizal saat membuka kegiatan Lokakarya Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kabupaten Abdya, yang berlangsung di Aula Dinas Kesehatan setempat, Senin (6/10/2025). 

Sehat jiwa, kata Amrizal, berarti seseorang mampu menjaga kestabilan emosi, memiliki konsep diri yang positif, mampu menjalin hubungan sosial yang baik, serta sanggup menghadapi tekanan hidup dengan cara yang sehat. 

Laporan Masrian Mizani I Aceh Barat Daya 

SERAMBINEWS.COM, ACEH BARAT DAYA - Plt Sekda Aceh Barat Daya (Abdya) Amrizal menyebutkan, 
kesehatan jiwa adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan manusia secara utuh. 

Sehat jiwa, kata Amrizal, berarti seseorang mampu menjaga kestabilan emosi, memiliki konsep diri yang positif, mampu menjalin hubungan sosial yang baik, serta sanggup menghadapi tekanan hidup dengan cara yang sehat. 

"Kesehatan jiwa ini sangat penting karena menjadi fondasi bagi terciptanya sumber daya manusia yang produktif, berkualitas, dan berdaya saing," kata Amrizal saat membuka Lokakarya Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kabupaten Abdya, yang berlangsung di Aula Dinas Kesehatan setempat, Senin (6/10/2025).

Amrizal menjelaskan, amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, dimaknai sebagai kondisi ketika seseorang dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial. 

"Artinya, seseorang yang sehat jiwanya mampu menyadari potensi dirinya, mampu bekerja dengan baik, berkontribusi pada masyarakat, dan menghadapi tantangan hidup tanpa kehilangan kendali," ujarnya.

Namun, ia menyadari bahwa masalah kesehatan jiwa bisa muncul di setiap fase kehidupan, mulai dari ibu hamil yang mengalami stres, anak dan remaja yang menghadapi masalah tumbuh kembang, orang dewasa yang tertekan oleh beban pekerjaan, hingga para lansia yang rentan terhadap depresi dan kecemasan. 

Baca juga: Layanan Kesehatan Jiwa Tetap Dijamin BPJS Kesehatan, Skizofrenia Jadi Kasus Terbanyak

"Bila masalah ini tidak ditangani, dampaknya sangat luas, mulai dari kekerasan dalam rumah tangga, penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya, masalah dalam pendidikan, pekerjaan, hingga melemahkan ketahanan sosial dan ekonomi," jelasnya.

Menurut data, di Kabupaten Abdya pada tahun 2025 mencatat ada 612 penderita gangguan jiwa dengan berbagai kategori. 

Angka ini, kata Amrizal, tentu masih sangaat tinggi dan menjadi tanggung jawab semua untuk menanganinya secara serius. 

"Kita juga tidak boleh lengah dengan ancaman penyalahgunaan NAPZA, yang seringkali berawal dari lemahnya ketahanan mental dan kurangnya perhatian terhadap kesehatan jiwa," terangnya.

Karena itu, ucap Amrizal, Pemerintah Abdya ingin menegaskan bahwa penanganan masalah kesehatan jiwa dan NAPZA tidak bisa dilakukan oleh sektor kesehatan semata. 

"Kita perlu sinergi lintas sektor, mulai dari pemerintah, swasta, lembaga swadaya, dunia pendidikan, tokoh masyarakat, hingga tingkat keluarga," imbuhnya. 

"Kita juga harus memperkuat kembali peran Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) agar dapat bekerja lebih efektif dalam upaya promotif, preventif, hingga rehabilitatif," tambah Amrizal.

Baca juga: BPJS Kesehatan Tegaskan Layanan Kesehatan Jiwa Hak Peserta JKN, Akses Kini Lebih Mudah

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved