Berita Lhokseumawe

Dari Gadai Emas, Yani Menjadi  Sosok Pengusaha Wanita Sukses di Lhokseumawe

Chuzaimah atau kerap disapa Yani Neo merupakan sosok yang sudah pasti banyak dikenal dikalangan masyarakat Kota Lhokseumawe dan sekitarnya.

Penulis: Saiful Bahri | Editor: IKL
For Serambinews
Chuzaimah atau kerap disapa Yani Neo. 

Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Chuzaimah atau kerap disapa Yani Neo merupakan sosok yang sudah pasti banyak dikenal dikalangan masyarakat Kota Lhokseumawe dan sekitarnya.

Ya, Yani yang baru berumur 42 tahun ini merupakan sosok pengusaha wanita sukses dan memiliki sejumlah unit usaha.

Bahkan hingga kini tercatat bisa menampung hampir 80 tenaga kerja yang semuanya merupakan masyarakat Aceh.

Namun siapa sangka, sosok ibu emlat anak ini bukanlah sosok pewaris, tapi memang jelas seorang perintis.

Karena segala keberhasilan yang diraihnya dimulai dari nol.

Yani, pada Serambinews.com, Rabu (8/10/2025), menceritakan, dia mulai hidup mandiri pada tahun 2001.

Saat itu masih berstatus mahasiswa Fakultas Hukum Unimal.

Diawali dia meminjam emas ibunya, lalu digadaikan dengan harga Rp 15 juta.

Selanjutnya uang tersebut digunakan untuk membeli pakaian orang dewasa.

Lalu dia berjualan dengan sistem door to door. Ternasuk saat jam istirahat, membuka lapak di kantin kampusmya, yakni di kawasan Lancang Garam Lhokseumawe.

"Alhamdulillah, awal mula berjalan lancar. Bahkan emas ibu saya berhasil ditebus di bukan pertama," katanya.

Kondisi ini terus berjalan selama empat tahun, dan semakin berkembang.

Sehingga empat tahun kemudian, dia membuka galeri kecil di dalam Toko Baju She Galeri di Jalam Darussalam. 

Segmennya beralih ke baju anak-anak.

Tidak ingin berada di zona aman, maka tiga tahun kemudian, dia nekat menyewa toko di sebelahnya dan tetap menjual pakaian anak-anak.

Lalu dua tahun kemudian, dia pun membuka toko tiga lantai di kawasan KP3 Lhokseumawe dan diberi nama Neo Z Kids.

Ketiga lantai toko di desiam dengan indah dna ramah anak. Barang-barang pun standar premium, karena barang-barang dipasok dari Bangkok hingga Cina.

Omzetnya pun per harinya mencapai Rp 35 juta.

Lalu pada tahun 2015, dia membuka cabang di Banda Aceh, yakni di kawasan Lampineng.

Sehingga penghasilnya pun terus meningkat.

Namun saat Covid-19 melanda, omzet penjualan mulai menurun.

Hingga pada tahun 2022, dia pun mendirikan perusahaan EO dan memegang pekerjaan di Pertamina Zona 1 hingga tahun 2024.

"Usai covid -19, memang omzet  penjualan pakaian secara offline mulai turun, karena banyak yang membelinya melalui online. Namun begitu, kedua galeri saya tetap nerjalan hingga kini," katanya.

Tapi dengan kondisi ini, dia tidak menyerah. Usahanya pun terus dikembangkan ke sektor makanan dan minuman

Dimulai dia berinvestasi atau pernyetaan modal ke sejumalh usaha.

Lalu pada Februari 2025 atau sekitar 8 bulan lalu dia membuka Restoran Nauba di Batoh Banda Aceh.

"Alhamdulilalh, omzetnya pun sangat fantastis," katanya.

Sehingga 26 September 2025, dia pun membuka kafe di kawasan Mon Geduong Lhokseumawe yang diberi nama Lumoa.

Meskipun baru soft launching, tiap hari, kafe ini dipenuhi pengunjung.

Jadi dari seluruh unit usahanya,  setiap bulanz Yani berhasil meraih keuntungan capai Rp 150 juta setiap bulannya.

Lalu dia pun yelah mampu menampung hampir 80 tenaga kerja lokal.

"Disamping saya berusaha mencari uang, saya juga ingin berbuat dengan bisa menampung tenaga kerja lokal," pungkas Yani.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved