Berita Bireuen

Panen Perdana Padi Gogo di Lahan Umuslim Bireuen, Cocok untuk Tanah Kering

Rektor Umuslim, Dr Marwan menjelaskan, bahwa padi gogo ini ditanam sebagai tanaman sela sebelum kelapa sawit. 

|
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
PANEN PADI GOGO - Bupati Bireuen, H Mukhlis, ST bersama para pejabat terkait melakukan panen perdana padi gogo hasil kerja sama antara Umuslim dan PTPN IV Regional VI Langsa di Desa Darussalam, Peusangan Selatan, Rabu (8/10/2025). 

Laporan Yusmandin Idris | Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Padi gogo yang ditanam pada Selasa, 20 Mei 2025, di lahan Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan, Desa Darussalam, Bireuen, akhirnya dipanen perdana pada Rabu (8/10/2025).

Panen perdana ini dihadiri oleh Bupati Bireuen, H Mukhlis, ST, Pj Sekda, Hanafiah, Asisten I, Mulyadi, Ketua Pembina Yayasan Almuslim, H Munawar Yusuf, Rektor Umuslim, Dr Marwan, serta jajaran PTPN IV Regional VI termasuk Sevp Business Support, Ifri Hardi Lubis.

Padi gogo atau padi huma, merupakan varietas yang ditanam di lahan kering. 

Penanaman ini merupakan hasil kerja sama antara Umuslim dan PTPN IV Regional VI Langsa, dengan luas lahan sekitar 26 hektare di tiga lokasi terpisah. 

Awalnya direncanakan 30 hektare, namun karena minimnya hujan saat tanam, hanya 26 hektare yang berhasil ditanami.

Rektor Umuslim, Dr Marwan menjelaskan, bahwa padi gogo ini ditanam sebagai tanaman sela sebelum kelapa sawit. 

Baca juga: Distanpangan Sabang Tanam Padi Gogo di Anoe Itam, Upaya Perkuat Ketahanan Pangan

Uji coba ini bertujuan untuk melihat potensi hasil panen dan kemungkinan pengembangan ke depan. 

Ia berharap kerja sama ini bisa berlanjut dengan penanaman jagung, padi gogo, dan bibit sawit, serta membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

Namun, Bupati Bireuen menilai hasil panen padi gogo belum optimal karena pertumbuhan tidak seragam dan adanya serangan hama burung pipit. 

Ia menyarankan agar ke depan fokus diarahkan pada penanaman sawit dengan sistem tumpang sari bersama jagung dan pisang, yang dinilai lebih menguntungkan secara ekonomi.

Bupati juga mengusulkan agar PTPN IV Regional VI menjalin kerja sama langsung dengan Pemkab Bireuen dalam penyediaan kecambah bibit sawit. 

Baca juga: PTPN IV Regional VI Langsa Tanam Padi Gogo di Lahan Kampus Umuslim Pedalaman Peusangan Selatan

Pemkab akan mengalokasikan anggaran untuk pembibitan hingga usia tanam 1,2 tahun, yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat pemilik lahan.

Menanggapi hal tersebut, Ifri Hardi Lubis dari PTPN IV menyambut baik usulan kerja sama lanjutan, termasuk melalui Program Sawit Rakyat (PSR). 

Ia juga menyampaikan bahwa padi gogo hasil panen Umuslim akan dijadikan benih bersertifikat untuk mendukung penanaman berikutnya, mengingat benih padi gogo masih sulit diperoleh.

Keunggulan Padi Gogo

Padi gogo adalah jenis padi yang ditanam di lahan kering, bukan di sawah yang tergenang air. 

Cocok untuk daerah yang minim irigasi dan ramah lingkungan.

Padi gogo juga dikenal sebagai padi huma atau padi darat, merupakan varietas padi yang tumbuh di lahan kering seperti dataran tinggi atau ladang tanpa sistem irigasi permanen.

Baca juga: VIDEO - PTPN IV Regional VI Langsa dan Umuslim Kerja Sama Tanam Padi Gogo di Lahan Kampus

Berbeda dengan padi sawah yang membutuhkan genangan air, padi gogo hanya mengandalkan air hujan selama masa pertumbuhan.

Keunggulan dan karakteristik padi gogo dapat dijelaskan sebagai berikut:

·       Ramah lingkungan: Budidayanya minim penggunaan bahan kimia, pupuk, dan pestisida.

·       Hemat biaya: Pengolahan tanah bisa dilakukan tanpa traktor, cukup dengan bajak tradisional.

·       Adaptif: Tahan terhadap kondisi tanah masam, kekeringan, dan beberapa jenis hama serta penyakit.

·       Cocok untuk tumpang sari: Bisa ditanam di bawah tegakan tanaman tahunan seperti kelapa sawit atau karet.

Varietas unggul ada beragam, di antaranya adalah:

·       Varietas lokal seperti Buyung, Cantik, Katumping, Sabai, Sasak Jalan (Kalimantan) dan Arias, Simaritik, Napa, Jangkong (Sumatera) masih diminati karena rasa yang enak dan daya tahan tinggi.

·       Varietas unggul seperti Inpago 12 Agritan mampu menghasilkan hingga 10,2 ton/ha dan toleran terhadap kekeringan.

Ada beberapa tantangan dalam pembudidayaan padi gogo yaitu:

·       Ketersediaan air: Meski tidak butuh genangan, padi gogo tetap memerlukan air cukup selama pertumbuhan. Embung, dam parit, dan teknologi panen air menjadi solusi penting.

·       Produktivitas: Varietas lokal umumnya berumur panjang dan hasilnya lebih rendah dibanding varietas unggul.(*)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved