Opini

Aceh Bangkit: Menyiapkan Putra Daerah Jadi Pemimpin di Sektor Migas dan Pertambangan

Daerah-daerah seperti Aceh Tengah, Nagan Raya, Aceh Selatan, Pidie, dan Aceh Barat dikenal memiliki kekayaan mineral berupa emas,

Editor: Ansari Hasyim
For Serambinews
Azizon Nurza, pemerhati pembangunan dan energi, tinggal di Meulaboh, Aceh Barat 

Pendidikan vokasi menjadi tulang punggung penyediaan tenaga kerja siap pakai di sektor migas dan tambang. Aceh perlu membangun atau merevitalisasi politeknik, akademi komunitas dan sekolah vokasi dengan program studi seperti; Teknik Alat Berat, Teknik Mesin / Otomotif, Teknik Listrik & Instrumentasi, Teknik Pengelasan, Geologi Terapan,  Survey Pemetaan, K3 Migas/ Tambang, & Lingkungan, Teknik Perminyakan dan Teknologi Pengolahan Tambang. Program ini harus dirancang dengan kurikulum berbasis kebutuhan industri (link and match), serta diwajibkan magang di perusahaan tambang atau migas sebagai bagian dari proses belajar.

2. Fasilitasi Sertifikasi Profesi dan Keahlian

Banyak posisi di sektor migas dan tambang membutuhkan sertifikasi teknis, seperti Well Control, HSE, dan Operator Produksi. Pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan BNSP untuk membuka jalur percepatan sertifikasi bagi putra daerah. Dengan sertifikasi ini, mereka memiliki daya saing di tingkat nasional bahkan internasional.

3. Beasiswa Khusus SDA dan Energi

Pemerintah dapat meluncurkan program beasiswa khusus bagi mahasiswa yang mengambil jurusan terkait SDA, energi, dan teknologi hijau, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Fokusnya tidak hanya pada ilmu dasar, tetapi juga pada inovasi, manajemen energi, dan keberlanjutan lingkungan. Ini akan menciptakan generasi pemimpin masa depan di sektor strategis.

4. Kemitraan Strategis dengan Investor

Kontrak kerja sama migas dan tambang yang ditandatangani dengan perusahaan nasional atau asing harus memuat klausul yang tegas mengenai pemberdayaan SDM lokal. Tidak sekadar formalitas, tetapi dengan target kuantitatif dan program pelatihan nyata.

5. Pusat Inovasi dan Riset Energi Aceh

Pembangunan pusat riset berbasis kampus dan industri akan menjadi katalisator penting. Pusat ini dapat fokus pada pengembangan teknologi eksplorasi migas yang ramah lingkungan, pengolahan mineral dengan efisiensi tinggi, dan transisi energi ke sumber terbarukan. Ini bukan hanya langkah cerdas secara ekonomi, tetapi juga langkah strategis dalam menghadapi tantangan energi global di masa depan.

6. Inkubator Kepemimpinan SDA untuk Pemuda Aceh

Buat program khusus untuk melatih pemuda Aceh dalam aspek manajerial, hukum energi, diplomasi sumber daya, dan advokasi lingkungan. Mereka akan menjadi jembatan antara masyarakat lokal, pemerintah, dan perusahaan, sehingga pengelolaan SDA tidak lagi eksklusif, tetapi partisipatif dan adil.

Membangun Harapan

Dengan strategi yang tepat dan komitmen yang kuat, Aceh tidak hanya akan menikmati hasil kekayaan alam, tetapi juga akan memimpin transformasi industri berbasis SDA secara mandiri. Kita harus memastikan bahwa setiap meter tanah yang mengandung emas dan gas di Aceh, benar-benar memberi manfaat langsung bagi anak-anak kita.

Momentum eksplorasi dan investasi di blok-blok migas dan tambang saat ini adalah kesempatan emas untuk mempercepat pembangunan SDM. Kita tidak boleh lagi tertinggal. Jika kita mempersiapkan SDM dengan sungguh-sungguh, maka dalam waktu satu dekade ke depan, kita akan melihat para insinyur, manajer proyek, dan pemimpin industri energi berasal dari gampong-gampong di Aceh.

Inilah saatnya Aceh bangkit, tidak hanya sebagai penghasil SDA, tetapi juga sebagai pusat SDM unggul di sektor energi dan tambang nasional. Kita bukan penonton, kita adalah pemain utama.

*) PENULIS adalah pemerhati pembangunan dan energi, tinggal di Meulaboh, Aceh Barat

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved