Berita Sabang

Dari Limbah Jadi Rupiah, Ampas Kelapa di Sabang Disulap Jadi Tepung Kelapa

Namun, melalui pendampingan dari tim USK, limbah tersebut kini diolah kembali menjadi tepung kelapa yang bisa digunakan untuk membuat berbagai...

Penulis: Aulia Prasetya | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ HO
Tim USK bersama ibu-ibu rumah tangga di Desa Batee Shoek, Sabang, saat mempraktikkan cara mengolah ampas kelapa menjadi tepung kelapa bernilai jual. 

Selain pelatihan penggunaan alat, peserta juga diajarkan cara memanfaatkan tepung kelapa untuk membuat berbagai produk rumah tangga yang bisa dijual kembali.

Empat mahasiswa KKN USK, yakni M Faqih Ash Shiddiq, Aulia Muzammil, Najma Gina Assyifa, dan Jauza’a Najibah, turut mendampingi peserta selama praktik di lapangan, mulai dari tahap pengeringan hingga proses penggilingan.

Kegiatan pengolahan ampas kelapa tersebut mendapat perhatian dari Dinas Pertanian Kota Sabang.

Pelaksana Tugas Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Widya SP MSi menilai kegiatan tersebut membawa manfaat langsung bagi masyarakat dan sejalan dengan program pengembangan ekonomi lokal di bidang pertanian dan perkebunan.

“Pelatihan berbasis teknologi tepat guna seperti ini dapat membuka ide-ide kreatif baru di masyarakat. Produk turunan kelapa ini bisa memperluas pasar dan meningkatkan nilai ekonomi Sabang,” ujar Widya.

Hal senada juga disampaikan oleh Syamsiah SP, Analis Pasar Hasil Perkebunan Dinas Pertanian Sabang.

Ia menyebut kegiatan yang dilakukan tim USK ini menjadi contoh kolaborasi antara kampus dan masyarakat yang dapat dikembangkan lebih luas di sektor lain.

“Teknologi sederhana seperti ini punya dampak langsung. Dengan sedikit pelatihan dan pendampingan, masyarakat bisa memproduksi bahan lokal menjadi produk bernilai ekonomi,” ujarnya.

Menurut Dr Raida Agustina, kegiatan ini bukan sekadar pelatihan singkat, tetapi implementasi nyata dari hasil riset kampus untuk masyarakat.

Ia menyebut, pengabdian berbasis produk teknologi tepat guna ini menjadi salah satu cara agar hasil penelitian tidak berhenti di laboratorium.

“Kami ingin ilmu dan teknologi yang dikembangkan di kampus benar-benar dirasakan masyarakat. Dari kegiatan seperti ini, kami belajar bahwa inovasi bisa lahir dari kebutuhan nyata di lapangan,” ujarnya.

Kegiatan ini juga melibatkan dukungan lintas disiplin dari sejumlah dosen USK, antara lain Elly Susanti SP MSi, Dr Ir Diswandi Nurba STP MSi IPU, dan Dinaroe SE MBA Ak CA, ASEAN CPA.

Kolaborasi antara Fakultas Pertanian dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini diharapkan menjadi contoh model pengabdian yang bisa diterapkan di berbagai daerah lain di Aceh.

Dari pelatihan ini, masyarakat diharapkan mampu mengembangkan usaha olahan berbasis kelapa secara mandiri.

Selain mengurangi limbah, pengolahan ampas kelapa menjadi tepung juga bisa menjadi peluang usaha baru bagi ibu rumah tangga di Sabang.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved