Berita Aceh Tamiang

Ungkap Fakta Kematian Pegawai RSUD, DPRK Aceh Tamiang Temui Direktur Hingga Petugas Kebersihan

“Rangkaian keterangan dari sejumlah saksi sinkron, pertanyaan besar mengapa baru ditemukan pada jumat, ternyata memang almarhum melarang...

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ RAHMAD WIGUNA
UNGKAP FAKTA - Direktur RSUD Muda Sedia, Andika Putra (kanan) menjelaskan kronologis ditemukannya jenazah pegawai di ruang kerja kepada Komisi III DPRK Aceh Tamiang, Senin (13/10/2025). 

Rubiyanti bersama Hairul memastikan masih bersama almarhum pada Rabu (9/10/2025) pagi.

Almarhum ketika itu dipastikan sehat karena masih sanggup mengangkat sejumlah barang-barang.

“Kami gotong royong, masih kuat angkat-angkat barang. Rabu siang sudah tidak terlihat, sudah masing-masing kerja, saya kerja di ruangan lain,” ungkapnya.

Pada Kamis (10/10/2025) pagi, Rubiyanti bekerja seperti biasa membersihkan ruangan, termasuk koridor Patologi Anatomi.

“Pintu tertutup, karena gak diminta dibersihkan, saya kerja sampai depan pintu saja,” kata Rubiyanti.

Kecurigaan Rubiyanti baru mucul pada Jumat (10/10/2025)  pagi.

Ketika membersihkan koridor Patologi Anatomi, dia mencium bau yang sangat menyengat.

Secara naluriah dia kemudian memanggil perawat dan petugas lain untuk memeriksa kondisi di ruangan kerja almarhum.

Ketua DPRK Aceh Tamiang, Fadlon menjelaskan kedatangan mereka ke RSUD Muda Sedia atas permintaan masyarakat.

Diakuinya, kematian pegawai di ruang kerja telah membentuk beragam opini yang bisa merugikan citra daerah.

“Sampai hari ini masih menjadi pembahasan masyarakat, makanya kami turun kemari untuk mencari tahu fakta sesungguhnya,” kata Fadlon.

Ketua Komisi III DPRK Aceh Tamiang, Maulizar Zikri menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Trioko Pranolo.

Setelah mendengar dan melihat langsung tempat kejadian perkara, dia memaklumi mengapa kematian baru diketahui pada Jumat (10/10/2025) pagi.

“Rangkaian keterangan dari sejumlah saksi sinkron, pertanyaan besar mengapa baru ditemukan pada jumat, ternyata memang almarhum melarang petugas kebersihan masuk. Mungkin ini untuk menjaga dokumen pekerjaan beliau,” ujarnya.

Zikri berharap fakta yang mereka peroleh ini mengakhiri polemik di masyarakat.

 “Tadi pihak rumah sakit juga menyampaikan kalau keluarga sudah menerima musibah ini dan keluarga menolak autopsi,” kata Dekdan, sapaannya. (*)

Baca juga: Tiap Pekan Naik, Harga Telur di Kualasimpang Tembus Rp 55.000 per Lempeng

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved