Aceh Barat Daya

Kapolda Racik Kopi Sareng Khas Aceh dan Masak Mi Kocok di Gerai UMKM Polres Abdya

Kopi sareng hasil racikan Kapolda Aceh itu, kemudian diberikan kepada Kapolres Abdya, AKBP Agus Sulistianto SH SIK,

|
Penulis: Masrian Mizani | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/HO      
KUNKER KAPOLDA ACEH - Kapolda Aceh Irjen Pol Drs Marzuki Ali Basyah SIK MM sedang meracik Kopi Sareng khas Aceh di gerai UMKM Polres Aceh Barat Daya (Abdya) disela-sela kunjungan kerja (kunker) di kabupaten setempat, Sabtu (18/10/2025). 

Kopi sareng hasil racikan Kapolda Aceh itu, kemudian diberikan kepada Kapolres Abdya, AKBP Agus Sulistianto SH SIK, 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia 
Masrian Mizani I Aceh Barat Daya 

SERAMBINEWS.COM, ACEH BARAT DAYA - Kapolda Aceh Irjen Pol Drs Marzuki Ali Basyah SIK MM melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke wilayah barat selatan Aceh, salah satunya di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Pada momentum kunker perdana ini, banyak tempat yang dikunjungi oleh Kapolda Aceh, mulai dari Pendopo Bupati Abdya, Dayah Manyang Puskiyai Aceh, dan gerai UMKM di Mapolres Abdya.

Ada hal menarik saat orang nomor satu dijajaran kepolisian Aceh ini mengunjungi gerai UMKM di Mapolres Abdya, pada Sabtu (19/10/2025).

Baca juga: Kapolda Aceh Sambangi Dayah Manyang Puskiyai di Abdya, Juga Santuni Yatim 

Putra kelahiran Tangse, Kabupaten Pidie pada, 20 Juni 1968 ini menyeduh langsung Kopi Sareng Aceh yang tersedia di lapak UMKM. 

Ia tampak lihai dalam meracik kopi tersebut bak barista profesional.

Kopi sareng hasil racikan Kapolda Aceh itu, kemudian diberikan kepada Kapolres Abdya, AKBP Agus Sulistianto SH SIK, dan jajaran.

Selain menyaring kopi, Lulusan Akpol 1991 itu belajar memasak Mie Kocok—makan khas Kabupaten Abdya.

"UMKM ini harus terus dikembangkan, selain ada nilai warisan budaya kuliner, juga mendongkrak ekonomi masyarakat," kata Kapolda Aceh Marzuki Ali.

Seperti diketahui, Mie Kocok Blangpidie sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan menjadi makanan favorit masyarakat di Kabupaten Abdya. 

Nama "kocok" sendiri merujuk pada proses pengolahannya yang unik, di mana mi dikocok atau diaduk dalam kuah panas hingga mencapai tekstur yang diinginkan. 

Dikutip dari berbagai sumber, kuliner ini konon sejarahnya telah ada sejak tahun 1960-an. 

Dulu, mi kocok Blangpidie pertama kali dijual oleh warga keturunan Tionghoa yang menetap di Abdya. 

Namun sekarang kuliner satu ini mulai diproduksi dan dipopulerkan oleh masyarakat lokal. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved