Hari Santri 2025

Dari Pesantren ke Samudra Nusantara, Santri Sabang Ini Buktikan Jiwa Pengabdian Tak Berbatas

Ia menjadi satu-satunya putra Sabang yang berhasil lolos seleksi ketat dan resmi diterima sebagai Taruna AAL pada tahun 2023.

Penulis: Aulia Prasetya | Editor: Mursal Ismail
Serambinews.com/HO
SANTRI JADI TARUNA AAL - Muaffie Hyrramsi, santri lulusan Pesantren Terpadu Al Mujaddid Kota Sabang, kini menjadi Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL).  

Ia menjadi satu-satunya putra Sabang yang berhasil lolos seleksi ketat dan resmi diterima sebagai Taruna AAL pada tahun 2023.

SERAMBINEWS.COM, SABANG – Peringatan Hari Santri Nasional 2025 di Kota Sabang tak sekadar menjadi ajang refleksi sejarah, tetapi juga pengingat bahwa santri memiliki peran besar dalam setiap lini pengabdian bangsa. 

Termasuk di medan yang jarang tersentuh, seperti dunia kemiliteran dan pertahanan laut.

Salah satu sosok yang mencerminkan semangat itu adalah Muaffie Hyrramsi, santri lulusan Pesantren Terpadu Al Mujaddid Kota Sabang, yang kini menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Laut (AAL).

Ia menjadi satu-satunya putra Sabang yang berhasil lolos seleksi ketat dan resmi diterima sebagai Taruna AAL pada tahun 2023.

Perjalanan Muaffie menjadi bukti bahwa nilai-nilai pesantren tidak hanya melahirkan ulama dan pendakwah, tetapi juga kader bangsa yang siap menjaga kedaulatan negeri hingga ke Samudra Nusantara.

Pimpinan Pesantren Terpadu Al Mujaddid, Ustazz Irsalullah Yusuf, menyebut kisah Muaffie sebagai potret santri modern yang mampu menggabungkan ilmu agama, kedisiplinan, dan nasionalisme.

Baca juga: Pimpin Hari Santri 2025 di Aceh Jaya, Ini Pesan Wabup Muslem D

“Santri hari ini tidak hanya berdakwah di mimbar, tapi juga di barak militer, di kapal perang, bahkan di samudra. Jiwa santri adalah jiwa pengabdian tanpa batas,” ujarnya.

Ia menambahkan, pesantren telah menjadi ruang pembentukan karakter yang kokoh.

Nilai keikhlasan, disiplin, dan tanggung jawab yang ditanamkan di pesantren menjadi bekal penting bagi santri untuk menghadapi dunia luar.

“Muaffie tumbuh di lingkungan yang menanamkan rasa cinta tanah air dan semangat berjuang. Itu yang membuatnya mampu bersaing di akademi militer tanpa kehilangan jati dirinya sebagai santri,” jelasnya.

Sementara itu, Amril, orang tua Muaffie menceritakan bahwa kehidupan di pesantren dan di rumah sama-sama berperan besar dalam membentuk karakter serta mental putranya.

Selama di pesantren, Muaffie terbiasa hidup sederhana, mandiri, dan aktif berorganisasi.

Baca juga: 2 Utusan Dayah Sirajul Munir Al-Aziziyyah Raih Prestasi Ajang Hari Santri 2025 di Sabang

Sedangkan di rumah, ia terus mempersiapkan diri dan mental untuk menapaki jalan yang dipilihnya sendiri sebagai calon perwira TNI AL.

“Semua ini tentu tidak lepas dari rezeki dan ridha Allah, serta doa kami sebagai orang tua yang selalu menyertai setiap langkahnya,” ujar sang ayah dengan bangga.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved