Berita Aceh Utara

Warga Lingkungan Kampus Unimal Aceh Utara Diajari Ubah Sampah Organik Jadi Pupuk Kompos

“Selama ini jerami, sekam, dan sisa sayur hanya dibakar atau dibuang. Padahal, bahan-bahan itu bisa diubah menjadi pupuk kompos yang menyuburkan...

|
Penulis: Jafaruddin | Editor: Nurul Hayati
Foto Dok Panitia
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh (Unimal) mengajari warga di lingkungan kampus utama, Reuleut Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos. 

“Selama ini jerami, sekam, dan sisa sayur hanya dibakar atau dibuang. Padahal, bahan-bahan itu bisa diubah menjadi pupuk kompos yang menyuburkan tanah dan bernilai ekonomi.

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Jafaruddin I Aceh Utara

SERAMBINEWS.COM,LHOKSUKON -  Dosen Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh (Unimal) mengajari warga di lingkungan kampus utama, Reuleut Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos.

Program pengabdian kepada masyarakat berlangsung sejak Juni 2025 dan melibatkan kelompok tani, ibu rumah tangga, serta pemuda desa yang dipimpin oleh Barmawi SP MSi, dosen Fakultas Pertanian yang juga Ketua Tim Pelaksana Pengabdian.

“Kegiatan bertajuk “Pemanfaatan Limbah Pertanian dan Sampah Organik Melalui Pembuatan Pupuk Kompos untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat” ini bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah sekaligus kepada Serambinews.com, Senin (27/10/2025).

Menurut Barmawi, kegiatan ini muncul dari kepedulian terhadap banyaknya limbah pertanian yang belum dimanfaatkan secara optimal.

“Selama ini jerami, sekam, dan sisa sayur hanya dibakar atau dibuang. Padahal, bahan-bahan itu bisa diubah menjadi pupuk kompos yang menyuburkan tanah dan bernilai ekonomi.

“Kami ingin masyarakat melihat bahwa limbah bukan masalah, tapi peluang,” ujarnya.

Menurut Barmawi, pihaknya mengawali kegiatan itu dengan penyampaian teori, kemudian dilanjutkan praktik langsung pembuatan pupuk kompos dan Mikroorganisme Lokal (MOL) dari bahan-bahan alami seperti bonggol pisang, air kelapa, dan air cucian beras.

“Hasilnya, warga mampu menghasilkan kompos berkualitas tinggi yang dapat digunakan di lahan pertanian mereka sendiri maupun dijual ke pasar sekitar.

Kami ajarkan masyarakat mulai dari pemilahan sampah, pencampuran bahan, hingga proses fermentasi dan pengemasan,” ujar Barmawi.

Baca juga: Tim PKM Unimal Gelar Pelatihan Digital AR kepada Guru di Aceh Timur

Sehingga ini mereka sudah membentuk kelompok usaha Kompos Hijau Reuleut yang beranggotakan 20 orang, mayoritas petani desa sekitar.

Selain pelatihan dan produksi, tim pengabdian juga membuat demplot di lahan petani untuk menunjukkan hasil nyata penggunaan kompos.

Hasilnya, panen jagung manis meningkat hingga 25 persen dibanding lahan tanpa pupuk organik.

Tanah pun menjadi lebih gembur dan lembap, menandakan kualitasnya semakin baik.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved