Skrining Genetik Pranikah

Waspada! Dinkes Sebut dari Hasil Skrining, Ribuan Orang Dicurigai Berisiko Idap Talasemia di Aceh

Meski demikian, kebijakan penanggulangan talasemia di Aceh masih mengikuti arahan dan pedoman yang ditetapkan oleh...

Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
DOK. SERAMBI FM
IMAN MURAHMAN - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, dr Iman Murahman MKM SpKKLP. Waspada! Dinkes Sebut dari Hasil Skrining, Ribuan Orang Dicurigai Berisiko Idap Talasemia di Aceh. 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Sara Masroni | Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH -  Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, dr Iman Murahman MKM SpKKLP menyebutkan, berdasarkan data dashboard Cek Kesehatan Gratis (CKG), dari 893.627 anak usia 3-6 tahun yang diskrining, teridentifikasi 982 orang yang memiliki risiko talasemia.

“Sementara berdasarkan Data Aplikasi Sehat Indonesiaku (Asik) Penyakit Tidak Menular (PTM) periode Januari hingga September 2025 untuk usia di atas 15 tahun, dari 28.356 orang yang diskrining, terdapat 5.596 orang yang dicurigai berisiko mengidap talasemia,” ungkap dr Iman saat dikonfirmasi Serambi, Kamis (23/10/2025).

Meski demikian, kebijakan penanggulangan talasemia di Aceh masih mengikuti arahan dan pedoman yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Implementasi dari kebijakan tersebut saat ini difokuskan pada kegiatan skrining anemia.

"Melakukan skrining anemia pada anak usia 6 tahun dan anak kelas 7 SMP, serta melalui pelaksanaan CGK yang mencakup seluruh siklus hidup," ujar dr Iman.

Di sisi lain, program skrining genetik khusus untuk talasemia belum tersedia di Aceh. Pemeriksaan yang dilakukan saat ini terbatas pada test Hemoglobin (Hb). Bila pada pemeriksaan awal ditemukan kadar Hb di bawah 12 gr persen, maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan darah rutin (Hematology Analyzer).

Pemeriksaan lanjutan ini, kata dia, meliputi HB, MCV (Mean Corpuscular Volume), dan MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin), yang bertujuan untuk membedakan apakah anemia yang diderita anak disebabkan oleh defisiensi besi atau kemungkinan talasemia.

Baca juga: VIDEO SAKSI KATA - Skrining Genetik Pranikah Putus Rantai Thalasemia

Mengenai pendanaan, dr Iman Murahman mengungkapkan hingga saat ini belum ada alokasi anggaran khusus dari Pemerintah Aceh untuk penanganan talasemia. "Karena pembiayaan untuk pengobatan dan perawatan pasien thalassemia telah ditanggung oleh BPJS Kesehatan," tuturnya.

Di sisi pencegahan, Dinkes Aceh aktif menjalankan strategi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Strategi utama yang dijalankan adalah dengan berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Darah Aceh. "Kami memberikan materi terkait talasemia dan membagikan media KIE khusus, seperti leaflet, video pendek, dan poster, yang dibuat dengan bahasa yang mudah dipahami," papar dr Iman.

Edukasi kepada masyarakat juga disisipkan dalam program-program kesehatan yang sudah berjalan. Materi talasemia diberikan pada saat bimbingan skrining TT calon pengantin (catin) di puskesmas. “Selain itu, edukasi serupa juga disampaikan pada saat pelaksanaan skrining CKG untuk anak sekolah,” pungkasnya.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved