Wawancara Eksklusif

Diceraikan Suami Jelang Pelantikan PPPK, Tangis Ibu Koyo Pecah Kenang Melda

Penampilannya Ibu Koyo persis seperti saat melepas kepergian Fitri--panggilan akrab Melda Safitri--yang kemudian viral di medsos.

Editor: mufti
COVER KORAN SERAMBI INDONESIA
HEADLINE KORAN SERAMBI INDONESIA EDISI RABU 20251029 

PENGANTAR  - Tangis Ibu Koyo pecah. Air matanya tumpah. Tangan dan kerudung hijau yang dikenakannya berkali-kali digunakan untuk menyeka air mata. Tangisan itu pecah ketika menceritakan kenangannya dengan Melda Safitri, yang diceraikan suaminya dua hari menjelang pelantikan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Saat ditemui ibu Koyo mengenakan kaus hitam, plus kerudung hijau dan koyo menempel di kening, di rumahnya, Desa Siti Ambia, Aceh Singkil, Senin (27/10/2025). Penampilannya itu persis seperti saat melepas kepergian Fitri--panggilan akrab Melda Safitri--yang kemudian viral di medsos. Perempuan 51 tahun itu bernama lengkap Suvina. Sehari-hari dia dipanggil Vina. Belakangan namanya lebih populer dipanggil Ibu Koyo, lantaran terlihat berkoyo di kening ketika melepas kepulangan Fitri ke kampung halamannya di Aceh Selatan. 

Vina tinggal di Desa Siti Ambia, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil. Ketika ditemui di rumahnya, Vina sedang mengiris ubi jalar untuk dijual. Sehari-hari ibu sembilan anak itu berjualan keripik ubi dan aneka makanan ringan lainnya untuk membantu pendapatan suaminya yang berprofesi sebagai tukang becak.  

Ibu Koyo menceritakan mengapa begitu  terpukul ketika Melda Safitri, pulang ke kampung halamannya di Aceh Selatan, sebagaimana dituturkan dalam wawancara eksklusif dengan Dede Rosadi, wartawan Serambi Indonesia di Aceh Singkil. Berikut petikan wawancara lengkap dengannya: 

Apa yang membuat ibu begitu bereaksi ketika Melda Safitri pulang?

Kalau saya menyebut nama Melda terus spontan menangis, karena saya perempuan. Saya merasakan sakitnya Melda. Memang suaminya tidak pacaran, tidak main tangan, tidak berjudi. Cuma batin yang disiksa dari si Melda.

Saat si Melda pergi mau pulang, spontan, tidak ada sandiwara. Ih, ditinggalkan saya sama si Melda, tidak balik lagi, apa usahanya di sana? Karena si Melda pernah ngomong kalau di Aceh jualan-jualan seperti ini tidak laku, tah apa usaha Melda. Di situ saya spontan berpikir apa dimakan anak ini yah. Saya suruh tinggal di Singkil, dia tidak mau. 

Saya melepaskan si Melda semacam pilu. Ternyata Insya Allah rezekinya banyak. Kalau saya tahu (banyak rezeki) bagus dari dahulu saya suruh pulang. Saya pilu karena anak-anaknya ke sini setiap pagi minta makan. Kalau saya kaya banyak uang tidak saya kasih pulang dari Aceh Singkil, anak saya pun jauh semua. Si Melda saya anggap anak saya, bukan saya anggap tetangga.

Sepengetahuan Ibu, apa penyebab perceraian Melda Safitri

Setelah diceraikan lakinya di hari Jumat 15 Agustus, saya datang mengantarkan kawan nasi (lauk, red). Nangis, dia cerita udah diceraikan suaminya. Saya sabarkan. Memang suaminya tidak pacaran, tidak main tangan, tidak berjudi. Cuman batin yang disiksa dari si Melda. Sebagai perempuan saya merasakan itu 

Gara-gara ekonomi, mengapa gara-gara ekonomi mesti diceraikan. Solusi banyak. Kenapa itu ucapan cerai dan cerai tidak boleh seperti itu. 

Sepengetahuan Ibu, apa kegiatan Melda Safitri setelah berpisah dengan suaminya sejak 15 Agustus 2025? 

Sehari-hari jual gorengan, minum-minuman. Setelah dapat Rp 100 ribu ada dia ngambil koperasi dibayarnya. Karena akan kembali ke Aceh dibayarnya utangnya. Hondanya dijual, gasnya dijualnya supaya pergi tidak ada utang. InsyaAllah bersih utangnya di Aceh Singkil, seribu pun tidak ada.

Apa harapan terhadap Melda Safitri

Saya doakan si Melda murah rezekinya. Tapi aku mohon ingat kebaikan orang, tetangganya yang selama ini membantunya. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved