Air Bersih

Suplai Air Perumda Tirta Pase Aceh Utara Macet ke Pelanggan, Dirut: Setelah Diperbaiki Bocor Lagi

Sudah lebih dari sepekan warga di kawasan Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara mengeluh karena suplai air dari Perumda Tirta Pase macet.

Penulis: Jafaruddin | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/Foto Dok Perumda Tirta Pase Aceh Utara.
Direktur Utama Perumda Tirta Pase Kabupaten Aceh Utara Imran ST MSM mengecek lokasi pipa bocor di kawasan Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara setelah mendapat laporan warga, Minggu (2/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Pihak perusahaan belum mampu menjelaskan secara pasti penyebab gangguan tersebut apakah karena kebocoran pipa, kerusakan pompa, atau persoalan teknis lainnya.
  • Akibatnya, banyak warga terpaksa membeli air tangki dengan harga mahal, bahkan sebagian harus menimba air dari sumur warga lain.
Menurut Bukhari, warga pengg

 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Jafaruddin I Aceh Utara

SERAMBINEWS.COM,LHOKSUKON - Sudah lebih dari sepekan warga di kawasan Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara mengeluh karena suplai air dari Perumda Tirta Pase macet.

Ironisnya, hingga kini pihak perusahaan belum mampu menjelaskan secara pasti penyebab gangguan tersebut apakah karena kebocoran pipa, kerusakan pompa, atau persoalan teknis lainnya.

“Akibatnya, banyak warga terpaksa membeli air tangki dengan harga mahal, bahkan sebagian harus menimba air dari sumur warga lain,” ujar Dr Bukhari, MH, CM warga Kecamatan Samudera yang juga Konsultan Hukum dan Mediator Publik, kepada Serambinews.com, Selasa (4/11/2025).

Menurut Bukhari, warga pengguna layanan PDAM di kawasan Samudera, menilai persoalan ini bukan sekadar gangguan teknis semata, melainkan mencerminkan lemahnya manajemen dan penempatan pejabat di tubuh PDAM Tirta Pase.

“Kami berharap harus segera mengevaluasi menyeluruh terhadap manajemen PDAM Tirta Pase. Jangan jadikan perusahaan daerah ini sebagai ladang jabatan bagi orang yang tidak punya kompetensi. Ini perusahaan daerah, bukan tempat mencari pekerjaan atau melatih pengalaman,” tegas Dr Bukhari.

Menurutnya, akar masalah PDAM Tirta Pase terletak pada penempatan pejabat yang tidak sesuai dengan keahlian, khususnya di bidang teknis. Persoalan kebocoran pipa yang sering terjadi, serta lambatnya penanganan di lapangan, menjadi bukti lemahnya kemampuan teknis para pejabat yang bertanggung jawab.

“Direktur Teknik harus benar-benar memahami kondisi lapangan, tahu seluk-beluk sistem jaringan, dan bisa memprediksi potensi kerusakan. Kalau direktur teknik hanya mengandalkan laporan dari bawahan tanpa turun melihat langsung situasi di lapangan, maka perbaikan akan selalu terlambat,” ujar Bukhari.

Lebih lanjut, Bukhari juga menyoroti lemahnya koordinasi antara pimpinan dan Kepala Cabang di wilayah Samudera.

“Setiap kali terjadi kebocoran pipa, petugas sering tidak tahu pasti di mana titik kerusakan, dan masyarakat dibiarkan menunggu tanpa kejelasan,” ujar Bukhari.

Kepala cabang yang membawahi wilayah Samudera juga harus punya keahlian teknis. 

Kalau hanya dipilih karena kedekatan, maka hasilnya seperti sekarang air tidak mengalir, warga kecewa, dan nama baik pemerintah daerah ikut tercoreng.

 Sebagai perusahaan daerah, PDAM Tirta Pase tidak hanya berfungsi sebagai penyedia layanan air bersih, tetapi juga sumber pendapatan asli daerah (PAD). 

Karena itu, tata kelola dan profesionalitas menjadi hal yang tak bisa ditawar. Jika terus dikelola dengan pola “asal tunjuk”, maka yang rugi bukan hanya masyarakat, tapi juga keuangan daerah.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved