MTQ ke 37 Aceh di Pijay
Kaligrafi Digital Warnai MTQ Aceh 2025
Cabang ini untuk pertama kalinya diperkenalkan, memberikan semangat baru dan memperluas cakrawala seni dalam ajang MTQ.
Ringkasan Berita:
- MTQ tingkat Provinsi Aceh ke-37 tahun 2025 di Kabupaten Pidie Jaya Kali ini menghadirkan nuansa baru dengan memperlombakan cabang Kaligrafi Digital Klasik.
- Pakar Kaligrafi Digital sekaligus Dewan Hakim MTQ Aceh 2025, Mahdani, menyebutkan bahwa penambahan cabang digital merupakan langkah inovatif untuk menjembatani generasi muda yang kini akrab dengan teknologi.
- Masyarakat Aceh diajak untuk menyaksikan langsung kemeriahan MTQ yang semakin kaya dengan sentuhan teknologi modern.
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Provinsi Aceh ke-37 tahun 2025 di Kabupaten Pidie Jaya menghadirkan nuansa baru dengan memperlombakan cabang Kaligrafi Digital Klasik. Cabang ini untuk pertama kalinya diperkenalkan, memberikan semangat baru dan memperluas cakrawala seni dalam ajang MTQ.
Selain empat golongan kaligrafi yang telah lama dikenal, yakni Kaligrafi Naskah, Kaligrafi Hiasan Mushaf, Kaligrafi Dekorasi, dan Kaligrafi Lukis Kontemporer--tahun ini panitia menambahkan satu golongan baru, yakni Kaligrafi Digital Klasik. Kehadiran cabang ini menunjukkan komitmen MTQ Aceh dalam beradaptasi dengan perkembangan zaman, tanpa meninggalkan keindahan dan nilai estetika tradisi Islam.
Pakar Kaligrafi Digital sekaligus Dewan Hakim MTQ Aceh 2025, Mahdani, menyebutkan bahwa penambahan cabang digital merupakan langkah inovatif untuk menjembatani generasi muda yang kini akrab dengan teknologi.
“Kita ingin mengakomodasi kreativitas para kaligrafer muda yang menggunakan media digital dalam berkarya. Namun tetap berpegang pada kaidah klasik seperti rasm, khath, dan prinsip keindahan kaligrafi Islam,” ujarnya di arena Musabaqah Khattil Quran, Rabu (5/11/2025).
Mahdani menjelaskan bahwa peserta Kaligrafi Digital Klasik diwajibkan membuat karya menggunakan perangkat digital seperti tablet grafis atau perangkat lunak desain, dengan tetap mengikuti gaya khath klasik seperti Naskhi, Tsulutsi, Diwani, dan Kufi.
“Penilaiannya mencakup keaslian gaya khath, komposisi, warna, serta ketepatan penerapan rasm Utsmani,” tambah Mahdani, alumnus Dayah Al-Furqan Bambi, Pidie.
Sementara itu, maestro kaligrafi kontemporer Indonesia yang juga menjadi dewan hakim Khattil Quran, Said Akram, turut mengapresiasi langkah baru ini. “Kaligrafi digital bukan sekadar tren, tetapi bagian dari perkembangan seni Islam. Dengan ini, karya Qur’ani bisa lebih mudah diakses dan diapresiasi oleh masyarakat luas,” ujarnya.
MTQ Aceh 2025 berlangsung dari tanggal 1 hingga 8 November, diikuti sekitar 1.500 peserta dari 23 kabupaten/kota se-Aceh. Selain lomba kaligrafi, ajang ini juga menampilkan cabang Tilawah Quran, Tafsir Quran, Syarhil Quran, Hifzh Quran, Fahmil Quran, dan Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ).
Masyarakat Aceh diajak untuk menyaksikan langsung kemeriahan MTQ yang bukan hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga perayaan budaya dan seni Islam yang semakin kaya dengan sentuhan teknologi modern. “Khusus di arena kaligrafi, kami memajang hasil karya peserta dari berbagai kabupaten/kota di Aceh,” pungkasnya.(naz)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.